BANYUWANGI,Beritalima.com– Dunia pendidikan di Banyuwangi kembali tercoreng oleh ulah kriminal. SMP Muhammadiyah 4 Purwoharjo, Desa Purwoasri, Kecamatan Purwoharjo, menjadi sasaran pencurian pada Senin (15/9/2025) malam, tepat saat berlangsungnya pagelaran sound horeg di desa setempat.
Pelaku yang diduga seorang diri itu masuk dengan cara merusak genting lalu menjebol plafon ruang guru. Kotak amal sekolah yang berisi sumbangan para guru pun raib dikuras maling.
Peristiwa itu pertama kali diketahui oleh Moh Sholihin, salah satu guru SMP Muhammadiyah 4. Ia melihat seseorang berada di atas genting sekolah sekitar pukul 23.00 WIB saat hendak mengambil tasnya di ruang guru.
“Saat mau membuka gerbang sekolah tiba-tiba ada orang yang naik genting. Saya coba kejar, tapi dia langsung hilang dalam kegelapan,” ungkap Sholihin.
Selain uang di kotak amal, tas berisi pakaian, kunci, dan STNK mobil sekolah milik Sholihin juga sempat dibawa pelaku. Beruntung, barang penting di dalamnya tidak sampai hilang.
Kondisi ruang guru sendiri porak-poranda. Plafon jebol, buku-buku berserakan, dan kursi ditumpuk tepat di bawah plafon bekas masuknya pelaku. Kamera pengawas (CCTV) pun dalam keadaan rusak saat insiden terjadi.
“Yang hilang hanya uang dalam kotak amal. Jumlah pastinya tidak tahu karena kotak itu sudah dua tahun tidak dibuka,” tambahnya.
Pihak sekolah telah melaporkan kejadian ini ke polisi. Bahkan, sehari sebelum laporan resmi dibuat, petugas dari Polsek Purwoharjo sudah lebih dulu mendatangi lokasi.
Menanggapi kasus ini, Ketua Laskar Bali Shanti DPC Banyuwangi, H. Achmad Kholik, menyampaikan rasa prihatinnya. Menurutnya, aksi pencurian di lingkungan sekolah adalah bentuk kemerosotan moral yang mencederai dunia pendidikan.
“Kami dari Laskar Bali Shanti sangat prihatin. Visi-misi kami sejak awal memang berpihak pada pendidikan, karena itu kejadian seperti ini sangat menyakitkan. Sekolah adalah tempat anak-anak menimba ilmu, bukan tempat yang harus dirusak atau dijarah,” tegas Kholik.
Ia berharap aparat kepolisian segera mengungkap pelaku dan memberikan rasa aman bagi sekolah-sekolah di Banyuwangi. Selain itu, Kholik juga mendorong masyarakat untuk lebih peduli menjaga lingkungan pendidikan dari potensi tindak kriminal.
“Pendidikan adalah pondasi masa depan generasi bangsa. Kalau sekolah saja tidak aman, bagaimana anak-anak bisa belajar dengan tenang? Ini harus jadi perhatian bersama,” pungkasnya.(Rony//B5)






