Sektor Pertanian di Kabupaten Jombang Kini Menghadapi Tantangan

  • Whatsapp

Ket. Foto : Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Ir. Much Roni, M.M

Jombang | beritalima.com – Dari pantauan beritalima di lapangan, salah satunya berkurangnya lahan budidaya, mobilitas jumlah penduduk, kerusakan lingkungan, dampak perubahan iklim perlu penangan serius untuk kedepannya yang nantinya berpengaruh kepada sektor lain. Dinas Pertanian Kabupaten Jombang harus mengimbangi metodologi pembangunan pertanian baik pembangunan infrastruktur maupun peningkatan OPT bagi penyuluh di lapangan.

Hal itu ditanggapi Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Ir. Much. Roni, M.M melalui telepon selulernya. Dalam pernyataannya mengatakan pembangun sektor pertanian harus diimbangi dengan pembangunan sektor lainnya, Sabtu (5/7/2025).

Dijelaskan, komoditas pertanian yang menjadi andalan pemerintah dan masyarakat Kabupaten Jombang tidak lain perkebunan, tanaman pangan, dan holtikultura. Luas pertanian pertanian Kabupaten Jombang sekitar 40.433,36 hektar atau 43,21% berdasarkan data yang diterima beritalima.com sebagian besar digunakan untuk persawahan. Selain luas lahan pertanian untuk persawahan, Dinas Pertanian Kabupaten Jombang juga memiliki lahan perkebunan seluas 13.813,34 hektar.

Sedangkan luas panen padi tahun 2025 mencapai 73.275 hektar per tahunnya hingga produksi padi per tahun menghasilkan 457.825 ton. Target panen padi dari bulan Januari sampai bulan April seluas 40,024 hektar. Tiap bulan tanaman padi selalu panen di beberapa kecamatan.

Lanjutnya dalam pola tanaman padi per tahun bisa menghasilkan 265.154,4 ton beras setara dengan 466.132,8 ton Gabah Kering Giling (GKG) dari target luas tanaman padi 78.415,6 hektar atau luas panen padi seluas 73.766,8 hektar. Hal ini diinput berdasarkan data Dinas Pertanian tahun 2022.

Menarik dibaca, di Jombang sekarang ini tidak seperti tahun 2010 kebawah masih mengandalkan sektor pertanian sebagai produk unggulan namun sekarang perkebunan tembakau naik kelas menjadi produk unggulan. Luas tanam tembakau tahun 2024 mencapai 6.154 hektar dengan produktivitas daun basah berkisar antara 17 – 20 ton per hektanya. Hal itu angka yang signifikan di Jawa Timur.

Dan komoditas lain seperti perkebunan tebu seluas 10.767 ha, tembakau 6.154 ha, dan kopi 1.902 ha. Ironisnya, tembakau sebagai salah satu komoditas unggulan mendapatkan perhatian khusus dari Kementerian Keuangan RI melalui Direktorat Jenderal Bea Cukai yang memberikan perhatian khusus bagi petani tembakau untuk mendapatkan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).

“Kabupaten Jombang dikenal sebagai salah satu penghasil tembakau lokal terbesar di Jawa Timur,” ujar Roni beberapa waktu lalu.

Lanjut Roni, dukungan Pemerintah Kabupaten Jombang dalam meningkatkan kesejahteraan petani tembakau terlihat dari alokasi anggaran APBD tahun 2025 untuk sarana dan prasarana budidaya serta peningkatan kapasitas SDM petani.

“Tanaman tembakau tumbuh baik pada musim kemarau, karena tidak memerlukan banyak air. Namun, menurut perkiraan cuaca dari BMKG Karangploso Malang, musim kemarau yang seharusnya dimulai pada bulan April dipastikan mundur akibat gelombang El Niño,” jelasnya

Ditambahkan Kadispertakab Jombang, Dinas Pertanian akan mengadakan sosialisasi tentang penanaman tembakau dengan menggandeng Badan Riset Inovasi Nasional dan BMKG. Tujuan sosialisasi itu untuk mengantisipasi petani tembakau di Jombang dapat mengambil beberapa langkah strategis untuk menghadapi tantangan.

Jurnalis : Dedy Mulyadi

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait