Jakarta | beritalima.com – Sebanyak 270.000 pegawai yang ada di Pelabuhan Muara Angke sama sekali tidak ada pengurangan karyawan selama pandemi Corona sepanjang tahun 2020. Kendati sempat pulang ke rumah masing-masing sebelum pandemik dan kembali nelayan bahkan upah dan THR hari raya idul fitri pun diberikan layak sesuai ketentuan pemerintah.
Demikian hal itu diterangkan Mahad Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelabuhan Muara Angke yang berhasil diminta keterangnnya selama pandemik, pada Senin (4/1/2021) di kantornya.
Dalam hal ini, ia menyebutkan bahwa dalam area UPT Pelabuhan Muara Angke terdapat tiga jenis usaha perikanan, yaitu sektor penangkapan, pemasaran, dan pengolahan. Untuk sektor penangkapan kata Mahad secara produksi tidak mengalami penurunan signifikan namun dari sisi pemasaran terkait kendala ekspor mengalami penurunan harga dari berbagai jenis ikan.
“Sektor pengolahan juga mengalami penurunan karena permintaan pasar. Permintaan pasar mengalami penurunan termasuk mobilitas barang,” terang Mahad.
Menurutnya di sektor penangkapan secara produksi tidak mengalami penurunan signifikan tapi tetap eksis bahkan di tahun ini ada peningkatan sedikit secara produksi. Penurunan itu dijelaskan Ka UPT Pelabuhan Muara Angke dimungkinkan ABK ABK sebelum corona, setelah mendarat langsung pulang kampung ke Indramayu, Cirebon dan lain sebagainya.
“Di tahun 2021 ini begitu sandar kapal bongkar muat hasil produksinya sudah bersiap-siap melaut lagi. Jadi malah menambah jumlah hari trip untuk kegiatan usaha perikanan,” tandasnya
Lebih jauh diungkapkan Mahad, bahwa faktor-faktor pendukung kegiatan usaha perikanan seperti perbengkelan, pengedokan, pengadaan sparepart dan lain sebagainya. Secara signifikan tidak mengalami penurunan bahkan terbilang masih bagus
“Ini bisa diambil indikator tidak ada karyawan-karyawan yang bekerja di sektor perikanan baik penangkapan pemasaran maupun pengolahan tidak ada yang sampai seperti industri-industri lain yang di rumahkan atau di PHK,” jelasnya.
Masih diungkapkannya, bahwa untuk usaha perikanan sampai sekarang ini tidak ada yang dirumahkan. Bahkan tahun kemarin lebaran kemarim, pelaku usaha masih bisa memberikan THR idul fitri sesuai ketentuan pemerintah.
Sementara jumlah kapal sebanyak 1600 unit dari 41 pengola cold storage, tiap kapal memiliki kurang lebih 16 ABK. Jadi tidak semua pelaku usaha penangkapikap ikan itu memolioi cold storage akan tetapi hanya sebatas kerjasama bahkan adabyang dua duanya yaitu penagkapan dan cold storage.
“Biasanya kapal – kapal yang bermitra dengan pelaku usaha yang memiliki cold storaga terbilang sedikit sekitar 5 sampai 7 kapal,” jelasnya.
Sementara dijelaskan Mahad, usaha penangkapan ikan bisa mencapai 100 ton per hari, sampai dengan 27 kapal yang melakukan bongkar ikan di Muara Angke. “100 ton itu terserap untuk ekspor 70% selebihnya 30% diserap lokal untuk dipasok pasar tradisional, restoran, dan perusahaan mamin,” jelasnya.
Namun dari 100 ton per hari itu, sebagian besar didominasi penangkapan cumi 80% karena kapalnya alat tangkap cumi tapi tidak semuanya cumi, namun ikan – ikannya juga turut tertangkap sebesar 20%.
Reporter : Dedy Mulyadi