Oleh
DR .dr. Robert Arjuna FEAS*
Sampai detik ini,siapapun saja brranggspan ” Dokter” adalah seorang dewa dapat menyelamatkan penyakit kritis maupun Kronis dan dokter kehidupan mewah serba adq termasuk golongan kolongmerat berilmu namum tahukah anda, kesusahan dokter kamu pahami, Di malam anda sudah tidur lelap para pelalu medis sedang bergelut dengan penyakit menolong kesembuhan orang, tahukah anda tengah malam bawa mobil mensbrak atau ditabrak orang msupun dirampok orang ,nyawa hilang seketika,pernah engkau turut berpikir ini, engkau hanta tahu dokter itu kaya, elegan,wibawa dan gagah maupun sombong , Di hari Dokter Nasional ininkami mengajak anda berpikir bagaimana sukitnya kehidupan dokter melawan penyakit ?
Dokter adalah manusia biasa, bukan mailaikat tapi bertindak sebagai dewa penolong Dokter bergelut dengan segala macam penyakit hadapi rintangan & tantangan dari bahayanya penyakit menular! Hari ini,24 Okt 2022 diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Ikatan Dokter Indonesia atau biasa disebut juga dengan Hari Dokter Nasional .Hari ini Kami dokter Indonesia merayakan Hari Dokter Nasional yang ke 72 Dokter Indonesia akan selalu bertindak sesuai standar profesi ,diikat oleh lafal sumpah dokter yang universal berlaku di seluruh dunia.Tidak ada dokter yang ingin pasiennya kehilangan nyawa.dokter dididik untuk menyelamatkan nyawa penderita.
Tantangan peringatan Hari Dokter Nasional tahun ini yakni menjadi garda terdepan perang melawan Covid-19.laporan bahwa dokter meninggal karena melawan sebanyak 458 orang gugur di medan perang covid dari berbagai displin keahlian , dokter juga manusia bukan malaikat. Pendidikan dunia kedokteran adalah pendidikan terpznjang dan termahal didunia perguruan tinggi, bayangi pendidikan dokter umum butuh 6 tahun 3 bulan belum lagi pendidikan dokter spesialis 5-7 tahun lamanya, penyebaran penempatan banyak di kota besar pulau jawa sedangkan dipulau Indonesia Timur mssih jauh dari harapan.ratio perbanding jumlah penduduk Indonesia masih 0,4 % terendah kedua se Asean,artinya komposisi dokter masih Jauh dalam pelayanan.dokter adalah manusia biasa dan jauh dari kesempurnaan.
Dokter berhak mendapatkan imbalan penghargaan dari hasil profesi bukan makan dengan rakus dari hasil korupsi uang rakyat seperti tahanan KPK yang masih bebas berkeliaran.Tiada dokter dikatakan mata duitan ,bekerja tanpa dibatasi waktu n ruang ,pagi dipanggil malam mau dipanggil badan letih lesu tak terasa mengemban tugas kemanusiaanm demi menyelamatkan nyawa penderita bukan untuk membunuh sesama lebih kejam n keji divonis dan malpraktek melanggar kode etik!
Dokter juga manusia biasa tak ada beda dengan anda,butuh hidup, butuh makan butuh kasih sayang, butuh istirahat dan butuh pelindungan n keadilan di mata hukum! Dokter dilahirkan untuk menyembuhkan – menyelamatkan nyawa – meringankan penderita bukan membunuh sebagai malaikat pencabut nyawa yang dituduh segelintir manusia
Dokter bukan mesin bekerja tanpa stop !
Dokter bukan dewa bukan malaikat !
Dokter bukan Serba tau n serba bisa !
SEJARAH DOKTER NASIONAL
Hari Dokter Nasional identik dengan Hari Jadi Ikatan Dokter Indonesia. Dr J.A.Kayadubersama dr. Wahidin, dr, Soetomo dan dr Tjipto Mangunkusumo,mendirikan Organisasi Vereniging van lndische Artsen tahun 1911,Tahun 1926 perkumpulan ini berubah nama menjadi Vereniging van lndonesische Geneeskundige atau disingkat VIG.Tahun 1943 dalam masa pendudukan Jepang, VIG dibubarkan dan diganti menjadi Jawa
PB Perthabin (Persatuan Thabib Indonesia) yang diketuai Dr. Abdoelrasjid dan DP-PDI (Perkumpulan Dokter Indonesia) menyelenggarakan rapat.Atas usul Dr. Seno Sastromidjojo dibentuklah panitia penyelenggara Muktamar Dokter Warganegara Indonesia (PMDWNI), yang diketuai Dr. Bahder Djohan.Panitia ini bertugas menyelenggarakan ‘Muktamar Dokter Warganegara Indonesia’. Kegiatan ini bertujuan untuk ‘mendirikan suatu perkumpulan dokter warga negara Indonesia yang baru, dan merupakan wadah representasi dunia dokter Indonesia, baik dalam maupun keluar negeri’. Muktamar pertama Ikatan Dokter Indonesia (MIDI) digelar di Deca Park yang kemudian menjadi gedung pertemuan Kotapraja Jakarta pada tanggal 22-25 September 1950 yang dihadiri sebanyak 181 dokter WNI (62 diantaranya datang dari luar Jakarta)Dalam muktamar IDI itu, Dr. Sarwono Prawirohardjo (sekarang Prof.) terpilih menjadi Ketua Umum IDI pertama.
24 Oktober 1950 Dr. Soeharto bersama Dr. Sarwono Prawirohardjo, Dr. R. Pringgadi, Dr. Puw Eng Liang, Dr. Tan Eng Tie, dan Dr. Hadrianus Sinaga dan kawan menghadap notaries R. Kadiman untuk memperoleh dasar hokum berdirinya perkumpulan dokter dengan nama ‘Ikatan Dokter Indonesia’, yang dalam Anggaran Dasarnya pada tahun 1952 berkedudukan “sedapat-dapatnya di Ibukota Negara Indonesia” dan didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan”.
Dalam periode pengurusan IDI ini, Dr. Tan Eng Tie (bendahara IDI enam kali berturut-turut) ditugaskan membeli gedung IDI (sekarang) di Jalan Sam Ratulangie, Jakarta dari seorang warga Negara Belanda seharga Rp 300.000 itulah, pengurus besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) melayarkan bahtera organisasinya ditempat tersebut. Setiap tahunnya, tanggal 24 Oktober diperingati sebagai Hari Ulang Tahun IDI, sebagian lain menyebutnya dengan Hari Dokter Nasional, berdasar pada peresmian IDI tangggal 24 Oktober 1950.
Selamat Hari Dokter Nasional 24 Oktober 2020,Tugas kita semakin berat, Dokter untuk bangsa, Sehat untuk semua, wujudkan dedikasimu menyelamat nyawa manusia Kami bangga sebagai Dokter Indonesia!
RobertoNews 1612 《24.10.2022(12.50)》
• Praktis Dokter & Penulis Ilmu Kesehatan