Selamatkan Alamku Untuk Anak Cucuku di Masa Depan

  • Whatsapp

“Melalui USAID Lestari Sebagai mitra pemerintah dalam upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah”

PULANG PISAU (Beritalima.com)- Ditengah upaya pemerintah dalam penanganan bencana kebakaran hutan dan lahan yang semakin parah di Kalimantan Tengah khususnya di Kabupaten Pulang Pisau, USAID Lestari bekerjasama dengan pemerintah AS-RI, yang dimulai sejak tahun 2010 s/d July 2020 dengan kesepakatan yang tertuang dalam ‘Grand Agreement no 497 Amandment nomor 7’, antara PPN/BAPPENAS dengan USAID Indonesia.

Dengan meneruskan hasil pencapaian dan rekomendasi IFACK Lestari, mendukung kepada pemerintah swasta dan masyarakat dalam mendorong LEDS/SPRE dan pengelolaan kawasan bernilai tinggi. Melalui Peningkatan tata guna dan tata kelola kawasan konservasi serta pelestarian species flora dan fauna dengan mendorong praktek terbaik pada sektor swasta dengan kemitraan untuk mendukung pengelolaan kawasan konservasi.

Dampak dari kebakaran hutan dan lahan sangat luar biasa bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat, bahkan menurut hasil study yang dilakukan USAID Lestari pada tahun 2015 menunjukkan luas hutan dan lahan yang terbakar Katingan-Kahayan mencapai 304,133 Hektar.

Rosenda Chandra Kasih Koordinator USAID Lestari mengatakan, akibat kebakaran hutan dan lahan hingga terjadinya polusi udara, WB tahun 2015 Indonesia kehilangan hutan seluas 4,5x dari Pulau Bali akibat kebakaran hutan dan lahan.

” Sedangkan menurut data dari WHO sebanyak 7 juta manusia meninggal dunia akibat polusi udara akibat kebakaran tahun 2012, dengan penyakit jantung dan stroke akibat dampak dari polusi udara yang berasal dari kebakaran hutan”,Ungkapnya.

Yayasan Indonesia Film Society (INFIS) – WWF Indonesia bekerjasama dengan USAID Lestari dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di kawasan gambut, dengan melakukan Studi Hidrologi Gambut dan Pemanfaatan Kanal di Taman Nasional Sebangau sebagai salah satu tempat atau pusat penelitian hutan rawa gambut Tropika (Tropical Peatswamp Research Forest) resort mangkok.

Dalam penepatan dan pemanfaatan kanal sebagaimana mestinya dengan melakukan mengumpulkan informasi tentang pemanfaatan kanal kanal masyarakat di dalam dan sekitar kawasan lahan gambut, dengan memetakan pemanfaatan lahan di sekitar kanal dan memperkirakan dampak sosial ekonomi kegiatan restorasi pada kanal serta merekomendasikan kebijakan, rencana dan program agar restorasi tetap berjalansehingga memberikan manfaat untuk masyarakat setempat, terang Petris Perkasa DAM Kontraksen WWF Indonesia saat di resort mangkok taman nasional sebangau beberapa waktu lalu.

Rapid Hydrological Appraisal dan Studi pemanfaatan kanal sebelumnya melakukan perencanaan tata letak tabat untuk mengelola air dilahan gambut dalam upaya restorasi yang bermanfaat secara ekologis dan mendukung perekonomian masyarakat setempat misalnya (galam, purun, jelutung), perencanaan terpadu yang harus dilakukan untuk efek terbaik dan memberi kemanfaatan terbaik bagi pemangku kepentingan secara umum dan keselarasan kegiatan praktis dengan kebijakan pemerintah dalam mengatasi siklus kebakaran hutan dan banjir dilahan gambut.

“didalam pemanfaatan kanal seluruhnya dikerjakan bersama masyarakat, karena seluruh yang berkaitan dengan lingkungan dan kehidupan masyarakat lokal, dengan kesepakatan bersama sehingga dapat bekerjasama dalam berupaya mempertahankan hutan dan alam sebagaimana mestinya,” ujarnya.

Dengan adanya kerjasama dalam mencari solusi kubah gambut dan pembangunan DAM. Melakukan monitoring DAM, mengukur muka air sehingga mendapat kesepakatan letak DAM, dengan tipe berbeda yaitu DAM semi permanen dan permanen.

Akibat dampak kebakaran yang terjadi 15 tahun terakhir sangat memperihatinkan, sehingga sebagai bentuk kesadaran masyarakat tahun 2006 dibentuk Forum Masyarakat Sebangau yang sebagaimana untuk menghimpun,menampung dan menyampaikan masukan masyarakat sebangau.

Kepala Forum Masyarakat Sebangau Sabran M.Usin mengatakan, “untuk memperbaiki kondisi alam butuh waktu yang panjang dengan keseriusan dalam penanggulangan, sebagai bentuk keseriusan dalam upaya penanggulanagan kami meyakinkan masyarakat serta semaksimal mungkin membantu lembaga lembaga yang melestarikan lingkungan,” ujarnya.

Banyak suku yang merasakan dampak dari kebakaran, akibatnya muncul beberapa penyakit yang dirasakan masyarakat sehigga masyarakat kini merasakan sengsara, dengan adanya restorasi gambut semoga kondisi taman nasional sebangau dapat kembali dan dapat saling bersentuhan,pungkasnya.

dari pantauan Berita lima.com mayoritas pekerjaan masyarakat lokal yang sebagian besar sebagai petani dan nelayan, memang sangat memperihatinkan pasalnya sejak 15 tahun terakhir kondisi alam semakin rusak akibat kebakaran, bahkan untuk bertani dan nelayan pada saat memasuki musim kering sangat tidak menguntungkan bagi masyarakat lokal, karena takut lahan terbakar dan hasil ikan yang semakin kurang akibat air yang tidak baik.

Sutarno salah satu warga sebangau yang bekerja sebagai kepala tukang pembuatan DAM mengatakan, “dulu saya merasakan tinggal dan bekerja sangat tenang karena alam masih bisa bersentuhan,”ujarnya.

Ayah tiga anak tersebut mengungkapkan, “dulu saya sehari hari bertani dengan hasil per tahun mencapai 50 karung beras seberat 50 Kg dan cukup untuk setahun, bahkan untuk saat ini mendapatkan separuhnya saja susah karena belum sempat panen malah kebakar, bukannya untung yang kami rasakan namun kami bertambah kesilitan untuk bertani,” dari dampak kebaran banyak masyarakat sebangau menyadari akibat dari kebakaran lahan.

Kesadaran masyarakat sebangau ini karena ingin menghindari kerusakan pada masa depan melalui apa yang dilakukan saat ini, karena Hutan bukanlah warisan nenk moyang namun warisan anak cucu pada masa yang akan datang tergantung apa yang dlakukan saat ini. Sehingga munculah gagasan gagasan masyarakat sebangau untuk melestarikan lingkungan.

WWF Indonesia bekerjasama dengan masyarakat Sebangau, membangun DAM tanpa alat berat mengeluarkan kayu dengan mengikuti pola tumbuh kayu daerah yang sering terbakar dan tanpa dibabat.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *