JEMBER, beritalima.com | Proses seleksi perangkat Desa Sukosari, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember, menuia kontroversi. Pasalnya, warga menilai terkesan tertutup.
Tidak hanya itu, tiba-tiba yang dikabarkan lolos dalam seleksi perangkat desa atau jabatan kepala dusun, yakni adiknya kepala desa setempat dan salah satu tim suksesnya.
“Kalau ceritanya seperti ini, kan orang Sukosari dianggap bodoh, dianggap tidak tahu, dianggap tidak berkompeten. Karena tidak dikasi pengumuman,” kata Ida Susilowati warga Dusun Serino, Senin (5/12/2022).
Bertempat di Kantor Kecamatan Sukowono, Ida menyampaikan, proses perekrutan perangkat desa atau Kepala Dusun Serino dan Sesi, dinilai tidak sesuai prosedur, dan banyak masyarakat tidak mengetahui.
“Seharusnya, pengumuman harus di pasang semuanya, diumumkan selebar-lebarnya, seluas-luasnya, karena ingin memberi peluang kepada warga dan yang berminat,” jelasnya.
Tetapi untuk kali ini, pengumuman terkesan tertutup. Ada info pengumuman satu, terpasang di Dusun Serino dan ukurannya sangat kecil.
Sedangkan di Dusun Sasi, pengumuman hanya satu di posko. Sedangkan yang di balai desa, ditaruh di tempat parkir, bukan tempat terbuka.
“Dengan pengumunan kecil itu, yang muncul (lolos) adiknya Pak Kades. Sedangkan di Dusun Sesi yang lolos, tim sukses Pak Kades,” ungkapnya.
Sebetulnya, kata Ida, dirinya bersama warga tidak mempermasalahkan siapapun yang jadi. Namun dirinya sangat kecewa, apabila proses dinilai tidak terbuka dan tidak sesuai aturan.
“Yang banyak berperan, antara Pak Kades dan panitia di desa,” ungkapnya.
Sementara, Edy salah satu warga Dusun Sasi menambahkan, dirinya bersama warga menelusuri belum ada orang yang melihat pengumuman tersebut.
“Saya juga kurang paham, apa ditempel terus di foto dan lalu dicabut, tidak jelas. Kemungkinan bisa jadi begitu. Bisa jadi pernah di tempel, cuma saya tanya, tidak ada yang tahu,” tuturnya.
Edy menduga, pengumuman perekrutan perangkat desa atau kepala dusun sengaja disembunyikan, agar kedua orang dari pihak kepala desa lolos.
“Kalau dugaan saya, seperti itu. Untuk memastikan dua orang ini yang jadi. Tesnya kalau tidak salah tanggal 8 November,” terangnya.
Edy merasa juga sangat keberatan, adanya intimidasi terhadap warga oleh kepala desa setempat, agar tidak mengakui jika tidak ada pengumuman.
“Karena Pak Camat minta kesaksian, bahwa pengumuman itu tidak ada. Tapi malah ada yang ditelpon Pak Kades, kalau tanda tangan musuhan ma saya (Kades),” kata Edy.
Atas keberatan itulah, sejumlah warga kemudian mengadakan musyawarah dengan Muspika setempat di Aula Kantor Kecamatan Sukowono. (Sug)