SURABAYA, beritalima.com – Seluruh komponen di Jatim sepakat untuk mendukung pelaksanaan Imunisasi Campak/Measles dan Rubella (MR) yang akan dilaksanakan pada 1 Agustus s.d 31 September 2017 mendatang.
Bahkan seluruh komponen di daerah mulai dari bupati/walikota, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama dan masyarakat mendukung penuh pelaksanaan Imunisasi Campak dan Rubella bagi bayi dan anak.
Demikian disampaikan Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo saat menghadiri ruang ide bertema ‘Komitmen Jawa Timur untuk Indonesia bebas Campak dan Rubella’ di Gedung Graha Pena, Lt 5 Surabaya, Jumat (21/7).
Kampanye Imunisasi Campak dan Rubella ini merupakan bagian dari program yang sangat penting di bidang kesehatan. Kegiatan tersebut merupakan investasi jangka panjang terhadap pola hidup sehat bagi masyarakat sejak usia dini.
“Semua komponen harus hadir dan mendorong pelaksanakan dan mengikuti pemberian imunisasi ini. Kami akan menggerakkan bupati/walikota untuk menyukseskan pelaksanaan Imunisasi Campak dan Rubella bagi anak usia 9 bulan sd 15 tahun,” tegasnya.
Pakde Karwo sapaan akrabnya menjelaskan, bahwa Jatim merupakan center of grafity bagi dunia kesehatan di Indonesia. Oleh karena itu, jika pemberian imunisasi ini sukses akan berdampak terhadap kesehatan masyarakat Indonesia Bagian Timur.
Namun sebaliknya, jika imunisasi ini gagal, akan berdampak terhadap terganggunya kesehatan masyarakat di Indonesia Bagian Timur. “Kami akan suport secara total baik secara program maupun pelaksanaanya mendatang. Jika perlu kita ajak sekaligus antar cucu cucu kita untuk ke puskesmas melaksanakan imunisasi MR ini,” terangnya yang disambut seluruh tamu yang hadir.
Pakde Karwo mengaku optimis pelaksanaan Imunisasi MR ini bisa dilaksanakan di seluruh Jatim. Jatim memiliki fasilitas kesehatan berupa 369 rumah sakit, 964 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), 2268 Puskesmas Pembantu (Pustu), 3213 Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes) dan 3.900 Pondok Bersalin Desa (Polindes).
Lebih lanjut, Pakde Karwo memperkirakan di Jatim terdapat sebanyak 8.468.640 imunisasi MR bagi bayi dan anak. Dinas Kesehatan Prov. Jatim akan melaksanakan pemberian imunisasi ini di 47.713 Posyandu, 12.423 Taman Posyandu dan 964 Puskesmas.
Selain itu, pemberian imunisasi ini juga akan ditempatkan di 2.268 Pustu, 3.900 Polindes dan 3.213 Ponkesdes. Sementara untuk, di sekolah pemberian imunisasi MR juga akan menyasar ke 27.895 TK/PAUD, 29.152SD/MI, 8.918 SMP/MTs dan 208 SLB. Pemberian imunisasi MR ini juga akan menyasar yayasan, ormas dan LSM bidang kesehatan hingga Pondok Pesantren.
Indonesia dan Jatim jadi Perhatian Dunia
Chief Field Office Unicef di Jatim, Arie Rukmantara mengatakan, Indonesia dan Jatim telah menjadi perhatian dunia karena memiliki jumlah penduduk terbesar. Besarnya jumlah penduduk berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakatnya.
“Semakin sehat orang Indonesia akan memberi berdampak positif terhadap perekonomian dunia. Imunisasi Campak dan Rubella akan menjadi sejarah, bagi perbaikan dunia kesehatan yang dimulai dari usia bayi dan anak,” tegasnya.
Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Desentralisasi dr. Pattiselano Roberth Johan MARS mengatakan, tujuan dari penyelenggaraan program imunisasi nasional yaitu untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian yang diakibatkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi atau PD3I.
PD3I tersebut diantara seperti penyakit polio, campak, hepatitis B, tetanus, pertusis atau batuk rejan, difteri, rubella atau campak jerman, pneumonia atau radang paru dan meningitis atau radang selaput otak.
Sementara itu, perwakilan dari WHO Dr Vinod Bura mengatakan, Indonesia merupakan memiliki penduduk terbesar dunia dan memiliki kontribusi besar bagi kemajuan dunia.
Jumlah penduduk yang besar ini haruslah diimbangi dengan tingkat kesehatan masyarakatnya. Penyakit atau virus seperti Campak dan Rubella merupakan penyakit serius yang dapat di cegah.
Penyakit Rubella terkadang tidak menunjukkan tanda tanda signifikan atau jelas pada anak. Akan tetapi, jika dilakukan pencegahan sejak dini dapat menghindarkan anak dari kebutaan, kepala kecil, katarak hingga gangguan pendengaran. Sementara itu, untuk campak jika tidak dilakukan pencegahan sejak awal dapat menyebabkan anak terkena radang paru, radang otak, kebutaan hingga gizi buruk. (Rr)