KEDIRI, beritalima.com | Proyek Pembangunan Bandar Udara Kediri sudah mulai dikerjakan oleh LMA Konsorsium sebagai Jasa Konstruksi pembangunan proyek tersebut.
Proyek ini mempekerjakan sebanyak 750 tenaga kerja yang seluruhnya sudah terlindungi program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) BPJAMSOSTEK.
Kamis (14/5/2020) kemarin, Kepala BPJAMSOSTEK Kediri, Agus Suprihadi, mengunjungi proyek Pembangunan Bandar Udara Kediri itu guna memastikan pemberian perlindungan jaminan sosial bagi para pekerjanya apakah sudah sesuai ketentuan yang ada, sehingga nantinya jika terjadi risiko kecelakaan kerja dapat tercover dalam program BPJAMSOSTEK.
Agus mengatakan, BPJAMSOSTEK menyelenggarakan 4 program. Selain Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kecelakaan Kematian (JKM), juga Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP).
“Keempat program ini merupakan upaya BPJAMSOSTEK dalam melindungi dan mensejahterakan pekerja,” kata Agus.
Akan tetapi, untuk pekerja proyek atau jasa konstruksi, hanya terlindungi program JKK dan JKM. Kedua program itu belum lama ini manfaatnya telah ditingkatkan.
Dipaparkan, kenaikan manfaat JKK diantaranya berupa santunan pengganti upah selama tidak bekerja, nilainya ditingkatkan 100% untuk 12 bulan dan seterusnya 50% sampai sembuh.
Biaya transportasi bagi peserta yang mengalami kecelakaan kerja, untuk angkutan darat yang semula Rp 1 juta naik maksimal Rp 5 juta, angkutan laut dari Rp 1,5 juta menjadi Rp 2 juta, dan angkutan udara yang semula Rp 2,5 juta menjadi Rp 10 juta.
Sedangkan untuk kenaikan manfaat program JKM, dari semula Rp 24 juta sekarang menjadi Rp 42 juta.
“Kenaikkan manfaat program JKK dan JKM ini tentu sangat membantu meringankan beban pekerja dan keluarganya yang mengalami risiko kecelakaan kerja dan kematian,” kata Agus.
“Atas perlindungan jaminan sosial BPJAMSOSTEK inilah, pekerja aman bekerja nyaman,” imbuhnya. (Ganefo)
