SURABAYA, beritalima.com | Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberikan motivasi dan semangat kepada ribuan pelajar yang sedang mengikuti Program Kejar Paket A, B, dan C di Convention Hall, Jalan Arief Rahman Hakim, Surabaya, Jumat (28/2/2020). Selain para pelajar, orang tua mereka juga diundang untuk mengikuti pengarahan tersebut.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma menjelaskan bahwa Tuhan itu adil dan tidak membeda-bedakan umatnya. Ia juga memastikan bahwa siapapun orang tuanya, dan profesi apapun orang tuanya, semuanya berhak sukses dan berhasil. “Jadi, kalian tidak usah minder dan malu meskipun saat ini menempuh pendidikan program kejar paket. Kalian harus berani bermimpi dan terus berusaha meraih mimpi itu,” tegas Wali Kota Risma.
Menurut Wali Kota Risma, semua bisa diraih asalkan mereka mau. Bagi dia, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini asalkan mereka mau berusaha dan terus bekerja keras. Sebaliknya, kalau mereka malas, berarti itu salah sendiri. “Tidak boleh kalian menyalahkan orang tua kalian atau Tuhan kalian. Jadi, ayo kita gunakan apa yang diberikan oleh Tuhan ini sebaik mungkin,” ujarnya.
Saat itu, Wali Kota Risma juga menyampaikan bahwa setiap orang di dunia ini pasti mempunyai masalah masing-masing. Ia memastikan tidak ada manusia yang tidak lepas dari masalah. “Tapi, orang yang sukses itu adalah orang yang bisa mengalahkan masalahnya itu,” tegasnya.
Karenanya, ketika para pelajar itu ada masalah, Wali Kota Risma meminta curhat atau cerita kepada guru dan juga orang tuanya. Jika kurang puas, Wali Kota Risma meminta mereka untuk menghubungi layanan Command Center 112 yang ada fasilitas psikolognya. “Silahkan hubungi 112 jika kalian ingin cerita, disitu ada psikolognya 24 jam nonstop siap membantu kalian,” ujarnya.
Presiden UCLG ASPAC ini juga meminta mereka untuk tidak cerita kepada temannya di dunia maya yang belum tentu nyata adanya. Ia juga mengajak para pelajar itu untuk bijak menggunakan teknologi. “Terus jangan mudah terpengaruh teman-teman kalian yang mengajak kepada hal-hal yang negative. Harus berani mengatakan tidak,” imbuhnya.
Berbagai motivasi lainnya juga disampaikan Wali Kota Risma, termasuk larangan menggunakan narkoba dan terorisme. Bahkan, saat itu Wali Kota Risma juga memberikan contoh anak-anak Surabaya yang berasal dari keluarga kurang mampu, mereka bisa kuliah dan meraih mimpinya itu. Satu persatu mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dari Pemkot Surabaya itu cerita bahwa berasal dari keluarga yang kurang mampu dan tidak pernah terpikirkan untuk kuliah demi meraih cita-citanya.
“Jadi anak-anakku, kakak-kakak yang saat ini kuliah ini menjadi bukti bahwa kalian juga bisa berhasil dan meraih mimpinya. Kalau kalian mau, ayo ibu dampingi dan kita buktikan bahwa kita bisa sukses,” kata Wali Kota Risma disambut tepuk tangan.
Setelah selesai memberikan motivasi kepada para pelajar, giliran Wali Kota Risma memberikan pengarahan kepada para orang tuanya. Sembari berjalan ke tengah forum, Wali Kota Risma meminta kepada orang tua itu untuk menyempatkan diri mendengar keluhan dan cerita dari anak-anak mereka. “Tolong saya titip. Tolong kalau mereka mengaduh atau bercerita, didengarkan. Tolong dirangkul dan disayangi mereka. Anak-anaklah penerus negara ini,” ujarnya.
Seusai acara, Wali Kota Risma memastikan bahwa sengaja mengumpulkan para pelajar yang mengikuti program Kejar Paket ini untuk menyemangati mereka supaya berani bermimpi dan bisa merealisasikan mimpinya. “Jadi, meskipun mereka sekolah di Kejar Paket dan Kelompok Belajar Bersama, bukan berarti mereka kehilangan masa depannya. Mereka harus bisa bermimpi dan bisa merealisasikannya,” tegasnya.
Selain itu, wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu juga mengaku ingin berkomunikasi langsung dengan pihak orang tua supaya mau mendengarkan curhatan anak-anaknya. Sebab, hampir 50 persen, anak-anak curhat ke tempat yang salah. “Nah, kalau orang tuanya mau mendengarkan, kan anak-anaknya bisa dirangkul, sehingga bisa juga menghindari geng-gengan ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Supomo mengatakan tujuan acara ini untuk sosialisasi bahaya narkoba, terorisme, kenakalan remaja dan juga geng-gengan yang beberapa kali ditemukan di Surabaya. Harapannya, semua terkendali dengan baik dan memahami berbagai masalah itu, sehingga bersama-sama menjaga diri. “Ini peserta yang ikut anak-anaknya saja 2 ribuan orang. Belum ditambah orang tuanya, jadi ya ribuan. Ke depan, semoga tidak ada lagi hal-hal yang tidak diinginkan,” pungkasnya. (*)