PONOROGO, beritalima.com –
Memperingati Hari Lingkungan Hidup se-Dunia Tahun 2017 bertema “Connecting People to Nature”, PT Semen Indonesia (persero) Tbk memberi bantuan 10.000 bibit pohon karet kepada para petani penggarap lahan rawan longsor di Desa Bengkering, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Bantuan itu diserahkan Direktur Utama Semen Gresik, Gatot Kustyadji, kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Timur, Bambang Sadono, dan Wakil Bupati Ponorogo, Sujarno, Senin (21/8/2017).
Direktur Utama Semen Gresik, Gatot Kustyadji, mengatakan, rehabilitasi lahan kritis seperti di Ponorogo ini diperlukan untuk mengembalikan fungsi lahan secara optimal, yang tentunya akan berguna bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
“Kegiatan rehabilitasi pada lahan kritis merupakan salah satu upaya peningkatan sumber daya alam yang ada untuk dapat dikembangkan dan dilestarikan,” kata Gatot.
“Lahan kritis cakupannya cukup luas, tetapi masih kurang dalam hal pengelolaannya. Tanaman karet sangat prospektif dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan, terutama di daerah rawan longsor di Ponorogo,” lanjutnya.
Menurutnya, meskipun di lahan kritis, tanaman karet masih menghasilkan getah yang bagus, mengingat pohon karet dapat tumbuh 30 atau 40 meter dengan umur hingga 100 tahun.
Tanaman karet juga dapat menyerap emisi gas buangan seperti CO2 (karbondioksida) untuk mengatasi dampak kerusakan lingkungan.
Gatot mengatakan, fokus utama kegiatan transformasi lingkungan Semen Indonesia Group adalah pelestarian keanekaragaman hayati dan mereduksi emisi. Pelestarian keanekaratßgaman hayati difokuskan pada kegiatan reklamasi pasca tambang.
Sampai dengan 2016, Semen Indonesia telah mampu mereklami dan merevegetasi 228.34 Ha lahan pasca ďtambang di Pabrik Tuban. Lahan tersebut meliputi 138.355 tanaman, dengan jenis jati, johar, mahoni, trembesi, sengon, dan kesambi.
Untuk mengurangi emisi, Semen Indonesia telah memanfaatkan limbah industri sebagai bahan baku alternatif. Pada tahun 2016, Semen Indonesia telah mampu menurunkan emisi CO2 sebesar 122,000 ton di Pabrik Tuban I – IV.
Pada tahun 2016 & 2017, Semen Indonesia mampu meraih Penghargaan Utama dalam Pengelolaan Lingkungan Pertambangan untuk kategori kelompok Izin Usaha Pertambangan (IUP).
Reklamasi lahan yang dilakukan Semen Indonesia membuktikan bahwa kerusakan lingkungan itu bisa diminimalkan, bahkan mungkin dengan hasil lebih baik. (Ganefo)