Penyerahan sertifikat tersebut disaksikan oleh Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian, Achmad Sigit Dwiwahjono, dan Staf Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim, Rachmat Witoelar.
Selain itu juga Deputi Bidang usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno, Direktur Mobilisasi Sumberdaya Sektoral dan Regional KLHK, Achmad Gunawan Witjaksono, dan perwakilan dari Swedish Energy Agency (SEA) dan Sindicatum Carbon Capital.
Rizkan Chandra mengatakan, acara ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan jual beli Certified Emission Reduction (CER) antara PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dengan Pemerintah Swedia melalui Swedish Energy Agency.
“Semen Indonesia telah berhasil melakukan Proyek Clean Development Mechanism (CDM) melalui subtitusi batubara dengan bahan bakar alternatif dari biomasa di Pabrik Tuban,” kata Rizkan.
“Melalui Proyek CDM, perusahaan telah membantu penurunan emisi gas rumah kaca untuk mendukung rehabilitasi dan konservasi lingkungan,” lanjutnya.
Proyek CDM PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dilakukan melalui pemanfaatan biomasa sebagai bahan bakar alternatif di Pabrik Tuban 1 dan 3. Sampai dengan Februari 2016, jumlah biomasa yang telah dipergunakan sebesar 275.778 ton. Biomasa yang dipergunakan berasal dari sekam padi dan cocopeat.
Keberhasilan Proyek CDM PT Semen Indonesia (Persero) Tbk terbukti dengan diterbitkannya Certified Emission Reduction (CER) oleh United Nations Framework Convencion on Climate Change (UNFCCC) pada tanggal 12 Desember 2016, dengan total penurunan emisi sebesar 213.717 tonCO2eq.
Berdasarkan ERPA, jumlah CER yang diperjualbelikan tahap pertama sebesar 193.536 tonCO2eq dengan periode monitoring Januari 2013 – Februari 2016.
CER merupakan satuan penurunan emisi gas rumah kaca (CO2) yang dilakukan di negara-negara berkembang. CER tersebut dikonversikan menjadi sebuah kredit (issuance) yang dapat dibeli oleh negara-negara maju melalui UNFCCC. Setiap CER berarti telah melakukan penurunan emisi sebesar 1 tonCO2eq.
“Selain pemanfaatan biomasa, Semen Indonesia juga melakukan upaya konservasi lingkungan untuk menurunkan gas rumah kaca, seperti penggunaan material additive sebagai substitusi terak, dan pemanfaatan gas panas buang untuk energi listrik melalui proyek Waste Heat Recovery Power Generator (WHRPG) di Pabrik Indarung dan Pabrik Tuban,” tambah Rizkan.
“Semen Indonesia akan terus meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawab sosial yang berkelanjutan,” tegasnya. (Ganefo)
Teks Foto: Direktur Utama Semen Indonesia, Rizkan Chandra, dan Dubes Swedia, Johhana Brismar Skoog, menandatangani sertifikat penurunan emisi, Senin (16/1/2017).