“The Best Indonesia Green Awards 2016” diterima PT Semen Indonesia atas keberhasilannya meraih 6 kategori penghargaan sekaligus, yakni Penyelamatan Sumber Daya Air, Penghematan Energi Baru dan Terbarukan, Pengembangan Keanekaragaman Hayati, Pelopor Pencegahan Polusi, Pengembangan Pengolahan Sampah Terpadu, dan Pelopor Pengelolaan Limbah B3 Industri.
Penghargaan tersebut semakin mengokohkan posisi PT Semen Indonesia sebagai perusahaan green industry terkemuka di Indonesia. Mukhamad Saifudin, Direktur Komersial PT Semen Gresik yang menerima penghargaan tersebut menyatakan, sangat mengapresiasi penghargaan ini, karena Semen Indonesia memang sangat berkomitmen dalam pemeliharaan lingkungan.
“Kami telah menerapkan prinsip Triple Bottom Line, yaitu Planet, Profit, dan People dalam operasional perusahaan sebagai strategi bisnis berkelanjutan. Jadi, Semen Indonesia tidak hanya mementingkan keuntungan, tapi juga pelestarian lingkungan dan pengembangan masyarakat,” kata Saifudin.
Lebih dari itu, Perseroan menjadi solusi dalam pengelolaan limbah B3 dan limbah industri lain, di antaranya pemanfaatan biomassa seperti sekam padi, serbuk kayu, sabut kelapa, dan limbah tembakau sebagai bahan bakar alternatif operasional pabrik.
Menurutnya, pemanfaatan biomassa selain sebagai bentuk efisiensi Perseroan juga bisa mendatangkan banyak keuntungan.
“Pemanfaatan biomassa untuk bahan bakar alternatif juga akan menjaga kelestarian lingkungan, karena mengurangi emisi gas rumah kaca. Selain itu, memberi stimulus bagi perekonomian lokal, karena kebutuhan biomassa didatangkan dari wilayah sekitar pabrik,” terang Saifudin.
Keberhasilan Perseroan memanfaatkan biomassa sebagai bahan bakar alternatif mampu mengurangi penggunaan batu bara yang memberikan dampak bagi pengurangan emisi CO2. Karena itu Perseroan juga telah mendapatkan penghargaan energi awards di tingkat ASEAN.
Sebagai negara agraris tentu potensi biomassa sangat besar dan berlimpah serta dapat menjadi salah satu sumber penghasilan tambahan bagi para petani, ujarnya.
Selain pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar alternatif, Perseroan juga memiliki program penyelamatan lingkungan dengan memanfaatkan sampah perkotaan menjadi bahan bakar alternatif melalui proyek Refuse Derived Fuel (RDF) atau Program Waste to Zero.
Perseroan melaksanakan program Waste to Zero di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ngipik, Kabupaten Gresik. Setiap hari tempat pengolahan sampah mampu itu mengolah 650 meter kubik atau 217 ton sampah, sehingga secara langsung juga memberikan kontribusi pengurangan sampah perkotaan yang dihasilkan Kabupaten Gresik.
Proyek tersebut mampu mengurangi sampah di Kabupaten Gresik untuk diolah menjadi bahan yang dapat dimanfaatkan kembali. Proyek RDF ini yang dilaksanakan sejak 2013.
Dalam pengelolaan air, Semen Indonesia sudah lama memanfaatkan area bekas tambang tanah liat sebagai sumber air untuk pertanian di Tuban. Upaya ini dapat menambah cadangan air yang mampu meningkatkan produktivitas petani di sekitar pabrik.
Sejak beroperasi tahun 1994, area bekas tambang tanah liat yang sudah tidak beroperasi dan direklamasi sebagai embung air telah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti pengairan sawah dan keramba ikan.
Area bekas tambang tanah liat ini kini sekitar 122,7 hektar, tersebar di beberapa tempat, mampu menampung air hujan sebanyak 4,6 juta m3 air yang mengairi sawah seluas 133,5 ha sepanjang tahun. Sehingga, petani yang sebelumnya hanya panen setahun sekali, kini dapat panen 3 kali dalam setahun.
Adapun pemanfaatan area bekas tambang kapur dilakukan penghijauan dengan menanam pohon pelindung dan tanaman produktif serta tanaman buah. Berbagai jenis burung langka dilepas untuk memanfaatkan hasil penghijauan menjadi rumah dan tempat berkembang biak.
“Masyarakat sekitar pabrik juga dilibatkan dalam menanam berbagai jenis tanaman pangan seperti jagung, kacang tanah dan lainnya, serta terus dilakukan pembinaan, bekerjasama dengan Dinas Pertanian setempat. Kelompok masyarakat ini disebut sebagai petani green belt,” ujarnya.
Disebutkan pula, Perseroan juga telah membangun pembangkit listrik dengan memanfaatkan panas gas buang atau yang lebih di kenal dengan WHRPG di PT Semen Padang sebesar 8 MW yang akan berkontribusi pada pengurangan emisi CO2 sebesar 43.000 ton/tahun, di samping sedang proses pembangunan di pabrik Tuban sebesar 30,6 MW yang akan mengurangi emisi CO2 sebesar 122.000 ton/tahun.
“Dengan telah diterapkannya green concept pada seluruh lini, mulai dari penambangan, pengelolaan area bekas tambang, produksi, sampai aspek distribusi, maka tidak berlebihan jika produk Semen Indonesia Group di pasar domestik dengan merk Semen Padang, Semen Gresik, dan Semen Tonasa disebut produk ramah lingkungan,” ujar Saifudin. (Ganefo)