REMBANG, beritalima.com – Dengan ditutupnya beroperasinya PT. Semen Indonesia di Kabupaten Rembang berdampak buruk terhadap warga setempat. Diantara yang merasakan dampak buruk tersebut adalah para buruh bangunan.
Saat ditemui, Sarno seorang warga dari Ring I, ia berharap pemerintah lekas memberikan izin operasi bagi PT SI untuk bisa memulai produksi semennya dari Rembang.
“Dulu jadi kuli bangunan sehari paling dapat upah Rp 70-ribu. Sekarang penghasilan saya tetap dan lebih besar. Saya sudah bisa beli sepeda motor, tidak perlu ngutang, cash,” tegasnya saat ditemui di “Tenda Perjuangan”.
Sarno yang bekas buruh bangunan itu bercerita yang dulu merantau ke sejumlah kota di Jawa Timur dan Jakarta itu, mengaku bersyukur karena dapat bekerja di PT SI.
Lebih lanjut ia bercerita, sekalipun tidak dapat bekerja sebagai karyawan PT SI, tapi ia mengaku sangat sendang dengan keberadaan pabrik semen di Rembang.
“Saya sendiri sudah sedikit banyak sudah ikut merasakan adanya pabrik semen ini. Untuk umum, tampaknya lebih banyak lagi, apalagi seperti mas Sarno ini yang menjadi karyawan,” katanya.
Sejumlah warga lainnya yang ditemui, umumnya sangat berharap agar PT SI diijinkan untuk melanjutkan kegiatan produksinya. Ribuan warga Rembang benar-benar merasakan manfaat adanya pabrik semen di Rembang tersebut.