Semoga PS-HW Tidak Numpang Lewat

  • Whatsapp

Oleh: Dwi Arifin,
Mantan wartawan olahraga

PERSIGO Semeru FC resmi diakuisisi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim dan berubah nama menjadi Persigo Semeru Hisbul Wathan (PS-HW). Dengan akuisisi ini maka PS-HW resmi menjadi milik Muhammadiyah dan siap berkiprah di kompetisi Liga 2 tahun 2020.

Keputusan mengambil alih Persigo Semeru FC boleh dibilang sangat berani bin nekat, mengingat waktunya sangat mepet dengan jadwal kompetisi. Pasalnya, jika mengacu pada jadwal awal, rencananya kompetisi Liga 2 akan diputar akhir Maret 2020. Sementara Persigo Semeru FC diakuisisi PWM Muhammadiyah Jawa Timur pada 24 Februari 2020 dan berubah nama menjadi PS-HW.

Dapat dibayangkan, betapa singkatnya waktu PS-HW untuk mempersiapkan diri menghadapi Liga 2. Praktis hanya sebulan. Mungkin kurang. Cukupkah? Jelas kurang. Apalagi, ketika akuisisi ini dilakukan, PS-HW dalam posisi di titik nol. Artinya, susunan pengurus belum dibentuk, pelatihnya belum ada, pemain pun tidak punya. Belum lagi persoalan lain yang harus segera disiapkan, seperti asrama pemain, home base, tempat laga home, perizinan, dan lain-lain. Tentu butuh waktu dan dana yang tidak sedikit. Khususnya untuk membentuk tim yang tangguh dan bisa bersaing di Liga 2.
Mengingat, lawan yang bakal dihadapi PS-HW di Liga 2 juga bukan tim kemarin sore yang tiba-tiba muncul. Mereka adalah tim yang sudah berpenglaman di Liga 3, Liga 2, bahkan Liga 1. Ketika PS-HW sibuk menyeleksi pemain dan menyusun kepengurusan, lawan justru sedang fokus berlatih memantapkan kerjasama tim. Bahkan, ada yang memburu pemain “bintang” untuk menutupi kelemahan yang ada.

Seperti dirilis, di Wilayah Timur, tim berjuluk “Laskar Matahari” yang berhome base di Sidoarjo ini akan bertemu Kalteng Putra, Martapura FC, Mitra Kukar FC, Persiba Balikpapan, Persijap Jepara, Persis Solo, PSCS Cilacap, Putra Sinar Giri, Sulut United, PSBS Biak dan Persewar Waropen.

Dari Wilayah Timur ini nantinya akan diambil dua tim, yakni juara dan runner up. Begitu pula dari Wilayah Barat, akan diambil dua tim. Empat tim ini selanjutnya akan dipertemukan dalam babak final dan hanya tiga tim yang berhak lolos promosi ke Liga 1, yakni juara, runner up dan urutan ketiga. Sementara tiga tim terbawah dari Wilayah Barat dan Timur akan degradasi ke Liga 3.

Karena itu, ketika Yusuf Ekodono akhirnya dipercaya sebagai pelatih kepala PS-HW, dia langsung “dipaksa” bergerak cepat. PR pertamanya adalah membentuk kerangka tim. Dalam waktu tiga hari, legenda Persebaya ini melakukan seleksi pemain dalam pengawasan Hanafing selaku Direktur Teknik. Mantan pemain timnas yang ikut mengantarkan Indonesia merebut medali emas SEA Games 1991 ini dibantu beberapa asisten pelatih, antara lain Yusman Mulyono (mantan pemain Niac Mitra) dan Nugroho Mardiyanto (mantan pemain Persebaya dan mantan kapten tim Semeru FC).

Dalam waktu yang sangat singkat itu, PS-HW berhasil menjaring 27 pemain. Mereka akan terus digembleng dan akan diperas lagi menjadi 24 pemain sebagai punggawa PS-HW yang berlaga di Liga 2 tahun 2020.

Proses rekrutmen pemain dilakukan tiga hari di lapangan Arhanud sehari dan Stadion Jenggolo, Sidoarjo, dua hari. Hasilnya, terpilih 27 pemain. Boleh dibilang tidak ada pemain bintang. Sebagian besar adalah mantan pemain PS TNI, mantan pra-PON Jatim, dan mantan pemain Persigo Semeru FC. Sedang kekurangannya PS-HW akan merekrut mantan pemain Persebaya Surabaya dan pemain lain yang sudah berpengalaman, baik dari Liga 2 maupun Liga 1. Hanya saja, dari 27 pemain hasil seleksi, nantinya hanya 24 pemain yang akan dikontrak menjadi pemain PS-HW.

Melihat persiapan yang super mepet, dan bakal lawan yang akan dihadapi, cukup berat peluang PS-HW untuk berbicara banyak di Liga 2 2020. Menyadari hal ini, pengurus tidak mematok target terlalu muluk kepada Laskar Matahari.

“Kita tealistis saja. Sebagai pendatang baru, yang penting musim ini PS-HW bisa tetap bertahan di Liga 2.Tidak sekadar ikut, kemudian numpang lewat,” kata Dhimam Abror Djuraid, CEO Klub PS-HW.

PERAN NAJIB HAMID

Adalah tokoh Muhammadiyah H Najib Hamid M.Si yang berperan besar dalam pembentukan tim PS-HW. Dialah yang jadi motor penggerak dan obrak-obrak pengurus Muhammadiyah di Jatim
agar ikut berpartisipasi.

Awalnya, ulama kharismatik yang menjabat Wakil Ketua PWM Jatim ini hanya berobsesi menghidupkan kembali klub Persatuan Sepakbola Hizbul Wathan j(PSHW) Surabaya yang telah lama vakum sebagai anggota klub internal Persebaya.

Untuk merealisasi obsesinya itu, Najib lantas menggandeng beberapa tokoh sepakbola, antara lain Dhimam Abror Djuraid, yang juga dari keluarga Muhammadiyah. Abror yang mantan Ketua Harian KONI Jatim dan mantan Ketua Pengda PSSI Jatim ini pun menyambut gembira. Dia didapuk sebagai direktur klub PSHW. Sedang direktur teknik dipercayakan pada Hanafing yang dibantu dua pelatih, yakni Yusman Mulyono dan Nugroho Mardiyanto.

Setelah membentuk tim PSHW untuk mengikuti kompetisi internal Persebaya, sasaran ke depannya adalah membentuk akademi srpakbola dan mendaftarkan PSHW berlaga di kompetisi Liga 3. Ketika itu, sama sekali tidak terpikirkan jika PSHW akan ikut berlaga di Liga 2.

Keinginan itu muncul justru setelah PSHW melakukan seleksi pemain U-15 dan U-20 yang akan diterjunkan di kompetisi internal Persebaya. Yaitu ketika para pengurus PSHW melakukan rapat koordinasi di kantor ko Ketua Asprov PSSI Jatim, Ahmad Riyadh, pertengahan Februari 2020.

Dalam rapat malam itu (kebetulan saya ikut rapat), selain membicarakan kelanjutan PSHW ke depan, para pengurus juga membahas Universitas Muhammaadiyah (UM) Surabaya yang akan menjadi salah satu sponsor Persebaya di Liga 1 dengan nilai cukup lumayan.

Ahmad Riyadh yang didapuk sebagai salah satu pengurus PSHW pun lantas melontarkan ide. Menurut Riyadh, daripada jadi sponsor, mengapa Muhammadiyah tidak beli klub saja sehingga PSHW ikut berkiprah kompetisi Liga 2. “Kebetulan ada klub yang mau dijual dan harganya bisa dinego,” kata Riyadh kala itu seraya menyebut klub Persigo Semeru FC milik Toriq Alkatiri.

Dengan mimiliki klub Liga 2, lanjut Riyadh, Muhammadiyah bisa menggunakan PSHW posisi sebagai sarana promosi lebih maksimal. Bahkan, pada bagian depan dan lengan jersey yang dipakai PSHW di Liga 2 bisa dipasang logo dan tulisan Muhammadiyah.

Gayung pun bersambut. Najib Hamid menyatakan tertarik. Namun, karena yang punya dana Muhammadiyah, dia berjanji akan merapatkan dengan pengurus PWM Jatim. Najib hanya minta agar pengurus PSHW yang mengerti sepakbola, seperti Dhimam Abror, Ahmad Riyadh, Mirdash dan lainnya ikut memberi masukan kepada para petinggi PWM Jatim. Pasalnya, ia dan para pengurus PWM Jatim banyak yang kurang pengalaman mengurus sepakbola. “Nanti tugas saya yang mendorong mereka (para pengurus PWM) dari belakang,” ucap Najib.

Malam itu juga mantan anggota Bawaslu Jatim dan anggota KPU Jatim itu mulai menghubungi satu persatu pengurus PWM Jatim. Termasuk pengurus PWM yang menjabat rektor UM di beberapa daerah di Jatim, seperti UMSurabaya, UMSidoarjo, UMJember, dan UMKediri.

Selanjutnya, para pengurus PWM Jatim dan PSHW menggelar rapat secara marathon di kantor PWM Jatim di Jalan Suko Manunggal, Surabaya. Setelah itu, pengurus melakukan negoisasi dengan pengurus Persigo Semeru FC.

Tidak perlu waktu lama, pada 24 Februari 2020 malam, pengurus PWM Jatim langsung sepakat mengakuisisi Persigo Semeru FC. Dengan demikian, pada Liga 2 tahun 2020, Persigo Semeru FC berubah nama dan menjelma menjadi Persigo Semeru Hizbul Wathan (PS-HW).

Melihat semangat yang begitu besar dari jajaran pengurus, semoga saja PS-HW bisa memberi warna baru di persepakbolan nasional. Somoga PS-HW bisa melahirkan kembali pemain-pemain bintang seperti para pendahulunya, yakni Djamiat Dahlar dan Andjiek Alinurdin.
Semoga saja PS-HW tidak sekadar menjadi tim yang numpang lewat. Atau, hanya semangat di awal, tapi loyo di belakang. (**)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait