JAKARTA, Beritalima.com– Ketua Badan Angaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah membantah membagi-bagikan uang hingga warga berkerumun di rumahnya, Sumenep, Madura, Jawa Timur, seperti viral di media sosial (medsos).
“Itu hoaks. Tidak benar. Ini memang mau membunuh karakter saya. Ngeri sekali,” kata politikus PDI Perjuangan tersebut kepada awak media di Press Centre Gedung Nusantara III Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (15/4).
Said menceritakan peristiwa warga berkerumun di depan rumahnya di Sumenep, Madura terjadi Rabu (14/4). Namun, video yang viral di media sosial dinarasikan pihaknya membagi-bagikan uang. Padahal, menurut Said tidak ada pembagian uang pada hari itu, hanya membagikan takjil kepada warga. “Sama sekali tidak ada pembagaian uang. Seperak pun tidak ada pembagian uang, tapi ditulis pembagian uang,” kata Said.
Said mengatakan, pembuat video viral itu merupakan tetangga, pemuda 22 tahun. Pembuat video itu tidak bermaksud menyebarkan berita bohong. Namun. ada pihak lain yang menuliskan keterangan tidak tepat sehingga warga berkerumun. “Masa saya ngumpulin orang ribuan di depan rumah. Toh saya di Jakarta dan untuk apa? Mau gagah-gagahan? Kan tidak masuk akal,” ujar Said.
Ia mengaku, memang pihaknya kerap membagikan bantuan kepada warga Madura. Namun, soal pembagian uang yang viral itu dia tegas membantah. “Kalau takjil saya akui. Kalau sebelumnya membagikan 20 ekor kambing kepada guru ngaji 20 kambing di satu kecamatan benar, dalam rangka pemberdayaan para guru ngaji,” ujar dia.
Kepada pembuat video, Said sudah memaafkan dan tidak akan memproses hukum. Said mengatakan tak tega dengan pemuda tetangganya itu. “Walau pembuat hoaks sudah ditangani aparat. Cuma biasalah, kalau sudah di aparat, bikin surat pernyataan, minta maaf, ya sebatas minta maaf. Karena lama-lama enggak tega juga kalau orang tuanya, ibunya datang minta tolong supaya dikeluarkan, susah juga kami ini akhirnya,” sebut Said.
Said cukup geram dengan narasi video viral yang menyebut ada pembagian uang di depan rumahnya. Dia menilai seperti ada pembunuhan karakter terhadap dirinya.
(akhir)
