Senator Ahmad Nawardi Raih Anugerah Sapta Aghita 2025

  • Whatsapp
Senator Ahmad Nawardi (tengah) raih Anugerah Sapta Aghita 2025 (foto: istimewa)

Jakarta, beritalima.com| –  Anggota DPD RI Ahmad Nawardi menerima penghargaan bergengsi Anugerah Sapta Aghita (ASA) 2025 sebagai Senator Sahabat Komunitas Terbaik. Penghargaan tersebut diserahkan langsung Wakil Ketua Dewan Pers Totok Suryanto, dalam acara Hut ke-2 KabarBaik.co di Surabaya, Jawa Timur (31/10).

Anugerah ASA 2025 diberikan kepada tujuh tokoh yang dinilai memiliki kontribusi besar dalam penguatan komunikasi publik dan pemberdayaan masyarakat. Dalam jejak panjangnya, Nawardi dinilai layak menerima penghargaan ASA tersebut karena kiprahnya yang konsisten membangun kedekatan dengan berbagai komunitas. Terutama di akar rumput.

Sosok Ahmad Nawardi lahir di Sampang, Madura, 6 Maret 1974, meniti jalan panjang sebelum akhirnya menjadi senator. Anak seorang petani, ia tumbuh di tengah kehidupan desa yang sederhana. Sejak kecil terbiasa membantu orang tua di sawah sambil belajar di langgar kecil milik kakeknya, KH. Muhammad Soleh.

Dari keluarga itulah Nawardi serap nilai kerja keras dan keikhlasan. Perjalanan pendidikannya ditempuh di pesantren Miftahul Ulum, Lumajang, lalu kuliah di UIN Sunan Ampel Surabaya. Untuk bertahan hidup di kota besar, Nawardi sempat bekerja serabutan. Mengajar ngaji, menjadi kenek angkot, hingga menulis untuk media kampus.

Masa muda Nawardi diwarnai aktivitas organisasi. Aktif di PMII dan Lembaga Pers Mahasiswa, tempat ia mulai mencintai dunia jurnalistik. Ia menganggap menulis sebagai bentuk dakwah. “Menulis bagi saya adalah dakwah dengan tinta,” ujarnya.

Selepas kuliah, Nawardi berkarier sebagai jurnalis di beberapa media, termasuk majalah Tempo. Dari dunia pers ia banyak belajar makna integritas dan keberanian suarakan kebenaran. Di 2009, Nawardi menjajal karier politik dengan maju sebagai calon anggota DPRD Jawa Timur dari PKB. Ia berkeliling dari desa ke desa tanpa modal besar, hanya semangat dan kepercayaan diri. Nawardi pun terpilih.

Lima tahun kemudian, Nawardi menjadi anggota DPD RI dari Dapil Jawa Timur. Kampanye sederhananya, memakai kaos Timnas Indonesia di spanduk, menjadi simbol kecintaannya pada tanah air. Ia kini menjabat Ketua Komite IV, bidang ekonomi, keuangan dan anggaran pembangunan.

Julukan “Senator Sahabat Komunitas” melekat padanya bukan tanpa alasan. Ia rutin turun ke lapangan menemui petani, nelayan, guru ngaji, dan para pelaku UMKM. Banyak komunitas di Jawa Timur mengaku merasakan langsung perhatian dan dukungannya.

Meski kini berkantor di Senayan, gaya hidup Nawardi tetap sederhana. Ia masih tinggal di rumah biasa di Surabaya, lebih sering bersarung daripada berdasi, dan tetap mengajar ngaji di sela waktu luang. “Bagi saya, jabatan tertinggi bukan senator, tapi pelayan warga,” katanya suatu ketika dalam forum komunitas.

Dalam sebuah buku, beragam tokoh menilai sosoknya inspiratif. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut kisah Nawardi menggugah dan penuh keteladanan. Mantan koleganya di Tempo, Bagja Hidayat, mengenalnya sebagai wartawan gigih dan politisi berhati rakyat. Bagi Nawardi, politik sejati adalah ruang pengabdian, bukan perebutan kuasa.

Jurnalis: rendy/abri

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait