Senator Filep Prihatin Kasus Keracunan MBG Berulang

  • Whatsapp
Senator Filep prihatin kasus keracunan MBG berulang (foto: istimewa)

Jakarta, beritalima.com| – Senator sekaligus Ketua Komite III DPD RI Dr. Filep Wamafma mengaku prihatin atas banyaknya kejadian keracunan diduga akibat Makan Bergizi Gratis (MBG) sejak program ini bergulir pada Januari 2025 lalu.

Terbaru sebanyak 200 siswa di SMP Negeri Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) terkena keracunan (22/7) usai menyantap MBG sehari sebelumnya (21/7). Lainnya, tercatat ribuan siswa mengalami keracunan makanan diantaranya tersebar di Cianjur, Bogor, Sukoharjo, Sumba Timur hingga Bombana.

Di Bombana pada 23 April 2025, sejumlah siswa SDN 33 Kasipute mengalami mual dan muntah usai mencium bau tidak sedap dari paket MBG. Hasil pemeriksaan menunjukkan 53 dari 1.026 kotak makanan yang dibagikan dalam kondisi tidak layak konsumsi.

Kemudian di Kabupaten Sumba Timur (NTT) sekitar 29 siswa SD Katolik Andaluri keracunan ringan setelah menyantap makanan MBG pada 18 Februari 2025. Mereka dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan.

“Kami di Komite III DPD RI yang juga concern di bidang kesehatan sekaligus pendidikan sangat menyayangkan kejadian keracunan MBG yang terus berulang. Saya menyoroti perihal tata kelola, terutama pengendalian standar keamanan pangan atau food safety yang masih lemah. Temuan kami di DPD RI, ternyata pelaksanaan MBG ini belum melibatkan BPOM hingga di tingkat SPPG (red, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi), meski telah ada MoU BPOM dengan BGN sejak awal,” kata Filep kepada media (25/7).

“Makanan dan minuman dalam paket MBG harus ada jaminan keamanan pangan mulai dari bahan baku, proses memasak, alat dan lingkungan dapur produksi hingga distribusinya. Misalnya suplai bahan baku mentah ikan harusnya ketat, jika perlu dari unit pengolahan ikan yang memiliki HACCP, standar ini sangat lazim dalam perikanan. Sertifikat Halal tidak cukup, harus dilengkapi HACCP. Hal-hal ini masuk dalam serangkaian pengendalian standar keamanan pangan sebagai jaminan,” jelas Filep.

Pace Jas Merah ini menambahkan, tata kelola dari suplai hingga distribusi harus diawasi dengan ketat. Misalnya, penanganan makanan jadi harus dikendalikan seperti suhu, cara pengemasan hingga waktu distribusi agar tidak menjadi celah pertumbuhan bakteri yang memicu keracunan.

Tak hanya itu, senator Papua Barat ini juga menekankan bahwa selain keamanan pangan, kandungan gizi juga harus diperhatikan sebagaimana makanan bergizi. Menurutnya, proporsi dan komposisi asupan gizi seimbang dalam satu piring MBG juga memerlukan keterlibatan ahli gizi agar sejalan dengan cita-cita program prioritas Presiden Prabowo Subianto ini untuk mendukung Generasi Indonesia Emas 2045.

“Memberikan makanan bergizi ke anak kita sangat penting melibatkan pihak-pihak atau otoritas berkompeten, bila perlu melibatkan kalangan profesional seperti ahli gizi yang mengerti susunan makanan dan minuman gizi seimbang. Masalah kita juga soal akses ke daerah dan ke penerima manfaat program, maka program nasional ini memang harus benar-benar dikelola dengan baik,” sebut Filep.

Jurnalis: rendy/abri

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait