Sensasi Ekowisata dan Tanam Pohon Cinta di Kampung Blekok Situbondo

  • Whatsapp
Siswa dan para guru saat berkunjung di hutan mangrove Situbondo (Joe beritalima.com)

SITUBONDO, beritalima.com – Ekowisata kampung Blekok Situbondo, sejak 2017 mendeklarasikan diri sebagai lokasi wisata edukasi yang mana tiap pengunjung tak hanya mendapat kesenangan saat berwisata, namun bebagai ilmu pengetahuan baru mengenai burung air dan mangrove di sajikan ditempat ini.

Berbagai sensasi akan dirasakan pengunjung dimulai sejak memasuki kawasan ini, tak hanya melihat berbagai jenis burung air, mengenal jenis mangrove dan menanam pohon cinta serta sensasi susur sungai mengelilingi hutan mangrove

Bacaan Lainnya

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kabupaten Situbondo, Kholil mengatakan ekowisata kampung blekok yang dirintis oleh warga pesisir Klatakan bersama DLH mempunyai beberapa keunggulan, seperti mampu menyelamatkan blekok dan jenis burung air lainnya dari serangan biawak dan kematian blekok karena faktor alam.

“Pokdarwis kampung blekok sudah mempunyai ijin untuk menangkar blekok yang jatuh atau sakit setelah sehat akan di rilis kembali, kemajuannya lainnya disini sudah bisa mengembangkan ke tahap pengeraman, kondisi ini didukung oleh kearifan lokal masyarakat pesisir ini yang melarang penebangan mangrove dan larangan perburuan burung blekok,”Terangnya. Sabtu (23/2/2020).

Selain itu setiap hari senin – jumat disediakan untuk edukasi bagi anak sekolah maupun umum tentang jenis – jenis burung air dan mangrove yang ada di sekitar kawasan kampung blekok.

“Edukasi yang kami berikan berupa, pengenalan jenis – jenis burung air yang ada disini yaitu 12 jenis dan juga jenis tanaman mangrove, melihat kawanan blekok dari atas menara pantau, setelah itu ada susur sungai menggunakan perahu dan menanam pohon mangrove di muara,” Paparnya.

Sedangkan untuk Sabtu dan Minggu, pengunjung bisa bebas melakukan wisata, bahkan untuk muda mudi atau untuk keluarga sudah disiapkan pula paket wisata “Mangrove Cinta”.

“Paket wisata Mangrove cinta ini setiap pasangan muda mudi atau keluarga menanam mangrove dengan hanya Rp 10 ribu permohonan yang di beri nama masing – masing atau pasangan, empat tahun lagi akan kami undang mereka untuk menyaksikan kembali pohon yang sudah mereka tanam,”Imbuh Kholil.

Jingga siswi kelas 6 murid dari SDN 1 Klatakan mengaku sangat senang sekali karena selain berwisata bersama teman sekolahnya dirinya mendapat pengetahuan tentang jenis burung air dan jenis – jenis tanaman bakau yang tidak didapatnya di dalam kelas.

“Seru sekali, kami bisa belajar dan melihat burung air seperti kuntul besar, kuntul besar, kuntul kerbau dan blekok, untuk mangrove ada soneratia alba, ovecennia alba dan masih banyak lainnya kak,” Ucapnya malu – malu

Selama perjalanan pengunjung dijamin
tidak akan merasa bosan lantaran disuguhkan pemandangan alami dan pengalaman tak terlupakan. (Joe)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait