DEPOK, Beritalima.com | Memasuki pekan ketiga tahapan kampanye Pilkada Depok 2020, suhu politik di Kota Depok mulai memanas. Bahkan, ada beberapa kader partai yang tidak sejalan dengan surat keputusan organisasinya.
Baru-baru ini, Mantan Ketua Partai Golkar Kecamatan Cipayung Amsori dengan tegas mendukung Pasangan Calon (Paslon) Nomor Urut 2, Mohammad Idris dan Imam Budi Hartono dalam Pilkada Kota Depok pada 9 Desember 2020 mendatang, bukan mendukung paslon Pradi-Afifah sesuai dengan surat sakti partainya.
“Saya memilih paslon Idris-Imam nomor urut 2 karena melihat progres dan kinerja Mohammad Idris sebagai wali kota Depok empat tahun belakangan sangat realistis serta sesuai janji yang disampaikan saat kampanye Pilkada 2015 lalu,” kata Amsori AR.
Hal tersebut bukan hisapan jempol semata, Amsori dan Calon Walikota Mohammad Idris satu frame sambil menunjukan simbol tangan khas Paslon Nomor Urut 2 di Pilkada Depok 2020.
Tekad memilih Paslon Nomor Urut 2, karena hasil kerja sudah nyata seperti pembangunan taman di setiap kelurahan, pembangunan alun-alun dan insentif kepada pembimbing rohani. Walaupun dirinya masih tercatat sebagai kader Golkar dan memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) Partai Golkar.
Sementara, menanggapi hal tersebut, DPD Partai Golkar Kota Depok akan memecat kader yangtidak mendukung Paslon Walikota dan Wakil Walikota Nomor Urut 1, Pradi Supriatna-Afifah Alia pada Pilkada Depok 9 Desember 2020 mendatang.
Sikap tegas DPD Partai Golkar itu sesuai dengan AD/ART Partai Golkar BAB III tentang pemberhentian anggota.
“Sesuai keputusan DPP Partai Golkar, di Pilkada Depok, Partai Golkar jelas mengusung pasangan calon Pradi Supriatna-Afifah Alia. Kalau ada kader apalagi pengurus Partai Golkar Depok memilih paslon lain, berarti sudah melanggar AD/ART. Maka sanksi terberatnya adalah pemecatan,” kata Sekretaris DPD Partai Golkar Kota Depok, Dindin Syafrudin.
Hal itu ditegaskan Dindin menanggapi ada seorang kader Partai Golkar yang terang-terangan mendukung Paslon lain yang tidak sejalan dengan keputusan Partai Golkar.
Menurut Dindin, kalau sudah dipecat maka secara otomatis Kartu Tanda Anggota (KTA) atas nama Amsori AR akan dicabut.
“Yang bersangkutan sudah 3 tahun terakhir tidak aktif sebagai anggota. Jadi sudah pasti di pecat dari partai,” tegas Dindin.
Ia melanjutkan, untuk menguatkan pemecatan Amsori, DPD Golkar akan melaksanakan rapat pleno dalam membahas hal tersebut.
“Dalam waktu dekat akan ada rapat pleno. Hasilnya sudah jelas, sifatnya hanya menguatkan karena itu sebagai pengambil keputusan tertinggi,” kata dia.
Dalam BAB III AD/ART Partai Golkar secara tegas disebut kader akan diberhentikan apabila melakukan tindakan atau perbuatan yang bertentangan dengan keputusan atau kebijakan partai
“Jadi dasar pemberhentian itu sangat jelas sudah diatur dalam AD/ART ” kembali Dindin menegaskan.
Menurut Dindin, membelotnya seorang Amsori AR memberikan dukungan kepada salah satu Paslon dipastikan tidak akan memberi berpengaruh apa-apa.
“Sikap Amsori tidak akan mempengaruhi kader lainnya untuk turut membelot,” kata dia.
Menurut Dindin, Golkar Kota Depok satu suara, sudah bulat sesuai arahan dari DPP. Begitu juga semua kader. Yang terpenting sikap seorang Amsori tidak akan mempengaruhi suara Golkar ,” kata Dindin.
Amsori, kata Dindin sejak 2 tahun terakhir tidak lagi menjabat sebagai Ketua Pengurus Kecamatan (PK) Cipayung.
Frd Andi, Beritalima.com