KEDIRI, beritalima.com | Sepanjang jalan Kelurahan Tempurejo, malam ini, rabu (12/6/2019) dipenuhi oncor dikanan kiri badan jalan. Keberadaan ribuan oncor tersebut tidak lepas dari Halal Bihalal yang diselenggarakan warga Kelurahan Tempurejo bersama Kecamatan Pesantren, Koramil Pesantren, dan Polsek Pesantren.
Halal Bihalal yang diadakan malam hari itu diikuti Camat Pesantren Eko Lukmono Hadi, Danramil Pesantren Kapten Kav Puguh Bintarto, Kapolsek Pesantren Kompol Paidi Sadiarto, dan Kepala Kelurahan Tempurejo Suminarto.
Dalam sambutannya, Kompol Paidi Sadiarto menjelaskan seputar arus mudik dan balik yang ada di Kecamatan Pesantren. Selain itu, ia mengapresiasi seluruh warga Kecamatan Pesantren selama Idul Fitri lalu, terkait keamanan dirumah mereka masing-masing.
“Selama Idul Fitri kemarin, arus mudik sampai arus balik lancar, khususnya di Pesantren. Respon warga sangat bagus saat Idul Fitri kemarin, mematikan listrik, elpiji, menutup pintu jendela, semua itu dilakukan untuk keamanan bersama,” kata Kompol Paidi Sadiarto.
Keberadaan ribuan oncor sepanjang jalan di Kelurahan Tempurejo, dijelaskan Suminarto, bahwasannya ribuan oncor tersebut adalah swadaya warga Tempurejo. Oncor-oncor itu terpasang dikanan kiri badan jalan, dari timur kearah barat. Jarak ujung keujung oncor ini mencapai sekitar 1 kilometer.
“Ini semua dari warga untuk warga. Oncor ini swadaya warga, jumlahnya kalau dihitung dari barat sampai timur ribuan. Ini bisa dilakukan karena partisipasi warga yang sangat luar biasa,” jelas Suminarto.
Budaya halal bihalal dengan menggunakan oncor atau lazimnya disebut “Grebek Syawal”, karena diadakan bertepatan dengan bulan Syawal, sebenarnya sudah ada sejak dulu, namun seiring perubahan dari waktu ke waktu, budaya tersebut makin langka.
“Tradisi seperti ini, sebenarnya sudah ada sejak dulu, tapi karena perubahan jaman, makin jarang makin kurang dilakukan. Sekarang, dibudayakan lagi sama warga Tempurejo, sangat bagus, harus terus dipelihara,” kata Eko Lukmono Hadi.
Menurutnya, perbandingan penyelengaraan dari jaman dulu dengan sekarang, jauh berbeda. Walaupun secara garis besar, baik tema maupun pelaksanaannya sama persis, namun disisi lainnya terjadi perbedaan mencolok.
“Ini lebih bagus dibanding dulu, kalau dulu benar-benar penerangan dari oncor, sekarang ada lampunya. Dulu tidak ada panggung, sound, karpet, adanya tikar dibeber duduk bareng, penerangannya oncor,” sambungnya.
Dalam tausiyahnya, KH.Zubadus Zaman, Ponpes Al Ishlah Bandar Kidul, menjelaskan seputar sejarah Halal Bihalal. Selain itu, beliau juga menjelaskan makna sesungguhnya dibalik silaturahmi alias tradisi saling mengunjungi.
Halal Bihalal dengan tema “Seribu Oncor Terangi Jiwa” di Kelurahan Tempurejo, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri ini, juga diikuti Babinsa dan Babinkamtibmas, Ketua RT dan RW, serta seluruh warga Kelurahan Tempurejo. (dodik)