SURABAYA, beritalima.com | Kepemimpinan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Surabaya Armuji genap satu tahun pada hari ini, Sabtu (26/2/2022). Selama setahun ini, sudah banyak berbagai terobosan dan inovasi yang dilakukannya.
Khusus dalam bidang kesehatan, sudah ada sebanyak 96,89 persen warga Kota Surabaya yang dicover program program Jaminan Kesehatan Semesta atau Universal Health Coverage (UHC). Bahkan, pasangan yang mengusung tagline “meneruskan kebaikan” ini juga sangat all out dalam menangani pandemi Covid-19 di Kota Pahlawan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Surabaya Febrina Kusumawati menjelaskan gebrakan fenomenal yang dilakukan oleh Wali Kota Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji adalah program Jaminan Kesehatan Semesta atau Universal Health Coverage (UHC). Melalui program ini, warga Kota Surabaya yang ingin berobat cukup menunjukkan KTP saja dan implementasinya sekarang sudah sangat luar biasa.
“Jadi, capain program UHC ini sudah 96,89 persen dari total warga Kota Surabaya atau sebanyak 2.878.512 jiwa. Warga berobat di layanan yang berjenjang, kalau cukup di puskesmas ya puskesmas, dan kalau butuh dirujuk ya dirujuk ke rumah sakit,” kata Febri di ruang kerjanya, Sabtu (26/2/2022).
Di samping itu, sejak awal memimpin Surabaya, Wali Kota Eri dan Wawali Armuji langsung all out memimpin penanganan Covid-19 di Kota Pahlawan. Berbagai langkah dan inovasi dilakukannya, termasuk menggeber vaksinasi, mulai dari nakes, pelayanan publik, lansia, para pedagang dan juga sasaran lainnya. Bahkan, dengan berkolaborasi dengan Forkopimda Surabaya dan Forkopimda Jatim, pemkot sukses menggelar vaksinasi massal di beberapa tempat, terutama di Stadion Gelora 10 November dan juga Lapangan Thor.
Dengan berjalannya waktu, Covid-19 muncul dengan Varian Delta yang menyerang berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Jawa Timur dan Surabaya. Bahkan, berbagai rumah sakit di Surabaya yang menjadi rujukan pasien Covid-19 dari berbagai daerah akhirnya penuh.
Di tengah kegentingan itu, Wali Kota Eri tampil sebagai panglima perang melawan Covid-19. Ia meminta jajarannya untuk memasifkan kembali swab hunter. Ia juga menambah gedung isolasi di Hotel Asrama Haji (HAH). Bahkan, pada Senin (28/6/2021), ia memimpin apel pasukan di Balai Kota Surabaya. Saat itu, ia memekikkan takbir tiga kali dan menyatakan jihad fi sabilillah dalam menghadapi Covid-19. Semangat para petugas dari TNI-Polri dan juga jajaran pemkot berkobar kala itu.
Saat itu, Pemkot Surabaya juga menggandeng tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk bersama-sama mensosialisasikan kepada warga dan umatnya masing-masing supaya tetap menjaga protokol kesehatan yang ketat. Bahkan, ketika kondisi Surabaya tidak sedang baik-baik saja. Ia pun mendeklarasikan “Surabaya Memanggil”.
Tak lama kemudian, panggilan dari Wali Kota Eri itu dijawab oleh warga Surabaya. Ada sebagian warga yang langsung berbondong-bondong menjadi relawan penanganan Covid-19, dan ada pula dari para pengusaha menyumbangkan sebagian harta dan CSR-nya untuk membantu pemkot dalam menangani Covid-19.
Tugas dari Relawan Surabaya Memanggil itu bermacam-macam, ada yang membantu para nakes, ada yang jadi sopir ambulace, ada yang membantu vaksinasi massal, dan ada pula yang terus sosialisasi ke warga tentang PPKM Darurat beserta protokol kesehatannya. Gotong royong yang sering disampaikan Wali Kota Eri pun perlahan terwujud, karena mereka bahu-membahu bersama-sama membantu pemkot dalam melawan Covid-19.
“Jadi, Pak Wali berkolaborasi dengan semua elemen masyarakat untuk bersama-sama mencegah dan menangani Covid-19 ini. Terbukti, dengan adanya kolaborasi dengan semua elemen masyarakat, dengan perlahan pandemi bisa ditekan,” kata Febri.
Wali Kota Eri juga mengajak dan menyemangati Satgas Kampung Tanggung Wani Jogo Suroboyo untuk aktif kembali melawan Covid-19. Bahkan, ia juga memberikan insentif kepada mereka supaya ikut serta menekan penyebaran Covid-19 di perkampungan mereka masing-masing.
Selain itu, Wali Kota Eri juga menggelar doa bersama dan khataman Al-Quran untuk memerangi Covid-19 ini. Menurutnya, selain ikhtiyar lahir, selaku manusia juga harus melakukan ikhtiyar batin. Nah, ikhtiyar batin itu dilakukan dengan cara menggelar doa bersama dan khataman. “Pak Wali percaya bahwa inilah salah satu kekuatan kita untuk melawan pandemi ini,” tegasnya.
Di samping itu, ketika dia mendengar informasi bahwa pemulasaran jenazah harus antri lama, dia pun langsung membuat kebijakan menyiapkan pemulasaran sendiri di Keputih. “Jadi, khusus untuk warga Surabaya, pemulasaran jenazahnya dilakukan di Keputih, sehingga tidak perlu antri lama,” ujarnya.
Gebrakan Wali Kota Eri tak berhenti sampai di situ. Ia juga menyiapkan Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT) di Kedung Cowek. Bahkan, Wali Kota Eri juga menyiapkan rumah sakit lapangan di Gor Indoor GBT dan rumah sehat di setiap kelurahan. “Rumah sakit lapangan ini khusus untuk menampung pasien Covid-19 yang kondisinya ringan hingga sedang, termasuk yang membutuhkan oksigen. Nah, kalau yang parah langsung rawat di rumah sakit,” tegasnya.
Sambil menyiapkan rumah sehat di setiap kelurahan, Wali Kota Eri juga meminta jajarannya membuat peti mati karena dia tidak ingin keluarga yang berduka akibat Covid-19, masih kebingungan mencari peti mati. Bahkan, ia juga meminta jajarannya memperbanyak pembuatan masker, sehingga demi memaksimalkan pembuatannya dilakukan di Balai Kota Surabaya.
Selain itu, ia juga menyulap sejumlah mobil dinas menjadi mobil jenazah, karena selama beberapa hari ini sering kekurangan mobil jenazah. Ia juga meminta seluruh staf di lingkungan Perangkat Daerah untuk ikut terjun dalam melakukan tracing.
“Jadi, apapun yang dimiliki oleh pemkot kita maksimalkan untuk melawan Covid-19 ini. Saya sangat yakin, dengan ikhtiyar lahir yang sudah banyak kita lakukan ini, dan ikhtiyar batin melalui doa bersama dan khataman Al-Quran, saya yakin bahwa pandemi ini akan segera berakhir di Kota Surabaya, mari bersama-sama melawan Covid-19 ini,” pungkasnya. (*)