Setahun Eri Cahyadi-Armuji, Sukses Pulihkan Ekonomi di Tengah Pandemi

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com | Kepemimpinan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji selama setahun ini mendapat respon positif dari masyarakat. Terutama di kalangan pebisnis dan pengusaha Kota Pahlawan. Sebagai kepala daerah, Wali Kota Eri Cahyadi dinilai mampu menghadapi tekanan ekonomi di tengah terjangan badai Covid-19.

Direktur Operasi PT SIER Didik Prasetiono mengatakan, menghadapi gempuran virus Covid-19 hingga melandai seperti saat ini bukan hal mudah bagi seorang kepala daerah, terutama bagi sosok Eri Cahyadi yang memimpin Kota Surabaya selama 12 bulan terakhir.

Menurut Didik, sosok Wali Kota Eri Cahyadi Wawali Armuji punya jurus pamungkas untuk menghadapi bencana global, jurus itu adalah kolaborasi. Dengan adanya kolaborasi, Didik mengungkapkan beberapa fakta keberhasilan kedua pemimpin tersebut, diantaranya pertumbuhan ekonomi yang meningkat secara signifikan.

“Pada tahun 2021 pertumbuhan ekonomi di Kota Surabaya meningkat, dari 4,29 persen kini di tahun 2022 melompat ke angka 4,85 persen. Lompatan ini signifikan, sekitar 8 poin, bahkan melampaui kinerja ekonomi nasional,” kata Didik, Minggu (27/2/2022).

Fakta melambungnya perekonomian Kota Surabaya pasca pandemi Covid-19, Didik rangkum menjadi beberapa poin, diantaranya adalah ketepatan strategi Wali Kota Eri Cahyadi Wawali Armuji dalam penanganan pandemi. Didik memaparkan, dalam penerapan protokol kesehatan (prokes) dan pelaksanaan 3T (tracing, testing, dan treatment) digagas oleh dua orang pemimpin tersebut sangatlah baik.

“Bahkan, bisa dibilang salah satu yang terbaik se-Indonesia. Karena prokes dan 3T ini menjadi kunci utama pengendalian pandemi, sehingga perekonomian di Kota Surabaya dapat berjalan dan kembali pulih,” ungkap Didik.

Didik melanjutkan, selain pengetatan prokes dan 3T, strategi kedua yang dilakukan Wali Kota Eri Cahyadi dan Wawali Armuji agar perekonomian di Kota Surabaya bangkit adalah, melalui kampung – kampung yang bergerak dibidang usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Didik memberikan contoh nyatanya, yaitu UMKM seragam dan sepatu gratis untuk pelajar yang diproduksi oleh UMKM Surabaya.

Menurut Didik, Wali Kota Eri Cahyadi dan Wawali Armuji tidak puas dengan hanya menggerakkan UMKM seragam dan sepatu gratis saja, agar perekonomian di arus bawah bangkit. Wali kota dan wakil wali kota yang akrab disapa Cak Eri dan Cak Ji itu kembali membuat terobosan, yakni aplikasi e-commerce Peken Surabaya. Situs belanja online e-Peken Surabaya ini dibuat sebagai wadah, sekaligus untuk menambah jangkauan pelanggan yang akan membeli produk buatan UMKM maupun Toko Kelontong.

Wali Kota Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan, agar pendapatan para pelaku UMKM dan Toko Kelontong meningkat, ia mendorong jajaran perangkat daerah (PD) atau Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, untuk membeli kebutuhan bulanan di lapak UMKM dan Toko Kelontong di aplikasi e-Peken Surabaya.

“Saya rasa strategi pemulihan ekonomi Eri Cahyadi yang satu ini sangat tepat. Tak hanya fokus pada ekonomi di kalangan atas, namun juga fokus di arus bawah, yakni UMKM dan Toko Kelontong. Kemudian, mengkonsolidasikan jajaran ASN Pemkot Surabaya yang penghasilannya tidak begitu terdampak pada pandemi untuk bertransaksi bahan kebutuhan pokok di e-Peken Surabaya,” ujar Didik.

Didik menambahkan, strategi jitu lainnya yang dilakukan sosok Eri Cahyadi dan Armuji dalam memimpin Kota Surabaya selama setahun terakhir adalah kolaborasinya. Menurut dia, kolaborasi antara Pemkot Surabaya dengan para stakeholder yang dijalin hingga saat ini, mampu menjadi tameng untuk menghadapi tekanan ekonomi di tengah terpaan pandemi Covid-19.

“Wali Kota Eri Cahyadi dan Wawali Armuji adalah sosok pemimpin teknokratis, problem solver, sekaligus konsolidator. Dia merangkai banyak elemen dalam satu barisan untuk memulihkan ekonomi di Surabaya. Beliau menggandeng banyak pihak, mulai dari pelaku usaha, akademisi, asosiasi pebisnis dan sebagainya dirangkai menjadi satu kesatuan tanpa sekat,” imbuhnya.

Senada dengan Direktur Operasi PT SIER Didik Prasetiono, Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur Sutandi Purnomosidi mengatakan, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wawali Armuji adalah sosok yang energik dan berani mengambil keputusan untuk kebangkitan ekonomi di tengah terpaan pandemi.

“Kenapa saya mengatakan demikian, bisa kita lihat yang beliau (Wali Kota Eri Cahyadi dan Wawali Armuji) lakukan adalah bagaimana menekan angka penularan Covid-19 serendah mungkin, namun perekonomian tetap berjalan. Kita lihat di saat PKKM, antara keseimbangan kesehatan dengan keseimbangan ekonomi ini bisa berjalan beriringan dengan baik di Surabaya,” kata Sutandi.

Sutandi juga menjelaskan bukti lain kemampuan Wali Kota Eri Cahyadi dan Wawali Armuji dalam menangani tekanan ekonomi di tengah pandemi. Direktur Marketing Pakuwon Group itu menyatakan, ketika memasuki bulan Oktober 2021, recovery perekonomian di Kota Surabaya bisa dinyatakan full 100 persen. Artinya, pada saat itu tingkat kunjungan mall di Kota Pahlawan sama dengan di tahun 2019.

Sutandi memaparkan, sampai dengan bulan Desember 2021 – Januari 2022, mall yang ada di bawah pengelolaan Pakuwon Group, tingkat kunjungan berhasil merangkak naik signifikan hingga 100 persen. Ketika Pemerintah Pusat mengumumkan DKI Jakarta kembali masuk ke PPKM level 3, sedangkan Surabaya level 2 pada minggu kedua Februari 2022, tingkat kunjungan mall kembali drop hingga ke angka 50 persen. Penurunan itu tidak bertahan lama, setelah sepekan kemudian, tepatnya di minggu ketiga bulan Februari 2022, kunjungan mall di Surabaya kembali merangkak naik hingga 70 persen.

“Nah, minggu kemarin kita merangkak kembali, tingkat kunjungannya ke angka 70 persen. Kami berharap, kenaikan kasus Omicron ini tidak disertai dengan peningkatan kasus kematian maupun bed occupation rate (BOR) tinggi. Jika tidak disertai dengan hal itu, kemungkinan pada Maret 2022 sudah normal kembali, masyarakat berani lagi beraktifitas di luar dan kami harapkan pandemi bisa segera menjadi endemik di Indonesia khususnya Kota Surabaya,” pungkasnya. (*)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait