Setelah Ditetapkan Level 2, Pagelaran Seni di Banyuwangi Dibuka Kembali

  • Whatsapp

BANYUWANGI, beritalima.com – Pandemik Covid – 19 menghentikan perekonomian dunia dampak tersebut dirasakan oleh warga Banyuwangi. Di Bumi Belambangan tidak hanya perekonomian yang terhenti tetapi juga para pelaku dan pecinta seni budaya harus rela menahan hasratnya untuk tidak bermain alat music traditional dan menari tari daerah.

Selama pandemik berlangsung warga suku Osing tidak pernah memainkan alat musik traditional. Sebelum pandemik mereka sering sekali mementaskan diri, selain ditempat hajatan mereka juga tampil di Café dan warung traditional yang ada di seluruh daerah dibanyuwangi.

Bacaan Lainnya

Seperti salah satu tempat makan di Banyuwangi “Warung Kemarang” yang terletak di Desa Taman Suruh Kecamatan Glagal, ditempat itu sebelum pandemik hampir sepekan sekali menampilkan tarian adat yaitu Paju Gandrung dan Angklung Caruk.

Wowok Meirianto pelaku seni yang juga pemilik Warung Kemarang mengungkapkan dirinya selama pandemik Covid – 19 tidak pernah menggelar pentas seni, ia menyebut tidak hanya pentas seni yang ia hentikan bahkan warung miliknya pun ditutup sementara.

“selama pandemik berlangsung saya dan rekan – rekan sesama pelaku seni sama sekali tidak ada kegiatan pementasan, tidak hanya itu warung saya pun kami tutup. Itu untuk mematuhi anjuran pemerintah. Kegiatan yang menibulkan kerumunan harus dihentikan.” Jelasnya.

Hari ini bagi pelaku seni bisa bernafas lega lantaran diberi kesempatan untuk mencari nafkah dengan mengadakan pementasan, namun harus tetap mentaati aturan protokol kesehatan dan membatasi waktu pertunjukan sesuai aturan surat edaran kementrian kesehatan.

Sementara itu Ketua Gugus Covid – 19 Banyuwangi dr. Wiji Lestariono saat dihubungi melalui selularnya mengatakan, di Banyuwangi untuk warung makan dan tempat wisata diijinkan buka seperti yang ada disurat edaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat level -2, dan bagi pelaku seni traditional dan hiburan lain bisa beraktivitas kembali.

“saat ini tempat wisata dan pengusaha warung makan boleh buka juga bagi pelaku seni kita perbolehkan pentas namun tetap mengikuti prokes Kesehatan, bagi pengusaha warung makan kita batasi sampai jam 21.00 wib, bagi yang berkunjung makan hanya sampai 60 menit, bagi pentas seni untuk menampilkan pagelarannya kita batasi dengan waktu yang sudah ditentuka.” Paparnya.

Ketua gugus Covid – 19 Banyuwangi yang akrap dipanggil dr. Rio itu, menambahkan “hari ini Banyuwangi bersetatus level 2, kita bolehkan masyarakat beraktifitas seperti biasa, tetapi jika Banyuwangi Kembali ke level 3 dan 4 maka kegiatan masyarakat yang menimbulkan keramian dan kerumunan kita hentikan lagi.” Tambahnya.

Pelaku seni kuda lumping selama pandemik sama sekali tidak mendapat pementasan karena larangan pemerintah yang menimbulkan kerumunan warga. Saat ini mereka hanya bisa tampil, tapi dengan cara mengamen dijalan raya.

Dengan berbekal peralatan seadannya dan berhiaskan pakaian pewayangan selayaknya kuda lumping, mereka menggelar atraksinya di tepi jalan raya. Selain itu rombongan juga membawa pengeras suwara soudsistem yang dikemas rapi diatas mobil bak terbuka.

Seperti cerita Cak Gandu ketua rombongan jaranan Desa Pasembon yang tiap hari ngamen dijalan raya, menurutnya ngamen dijalanan belum tentu mendapat rejeki yang cukup seperti kondangan dihajatan, tetapi itu semua harus dilokoninya demi kebutuhan keluarganya.

“kami bersama rekan – rekan seni jaranan memilih jalan ngamen dijalanan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, itu pun kita lakukan Ketika Banyuwangi sudah level 2, ngak tau nanti kalau naik lagi menjadi level 3 ke 4, ya kita berhenti lagi ikut aturan pemerintah saja.” Ucapnya. (bi)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait