BANYUWANGI, beritalima.com| Foto kontrak politik ulama terhadap salah satu pasangan Cabup cawabup peserta kontestasi Pilbup Banyuwangi, beredar dimedsos. Sontak fenomena mengumbar ulama ini membuat miris seluruh masyarakat Banyuwangi.
Dimana dalam Pilbup Banyuwangi seakan – akan ulama bukan lagi sosok panutan yang harus dihormati.
Foto kertas kontrak politik antara Cabup cawabup nomor urut 1 dengan KH. Fadlurrahman Zaini dan KHR. M. Kholil As’ad itu berisi sejumlah kesepakatan positif.
Diantaranya jika ditakdirkan menang, Cabup cawabup nomor urut 1 akan senantiasa melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Bupati/Wakil
Bupati Banyuwangi dengan penuh tanggung jawab, integritas dan profesional sesuai peraturan perundangan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bersungguh-sungguh memperhatikan majlis-majlis dzikir/ta’lim dan kesejahteraan Guru-guru Ngaji.
Memastikan ketersediaan tempat-tempat sholat berikut kelengkapan sarananya di setiap tempat-tempat wisata. Serta tidak akan menerbitkan ijin usaha baru tempat hiburan malam/karaoke yang melanggar peraturan yang terkait dengan minuman keras dan minuman beralkohol, narkoba dan prostitusi.
Juga tidak akan memperpanjang ijin usaha tempat hiburan malam/karaoke yang melanggar peraturan yang terkait dengan minuman keras dan minuman beralkohol, narkoba dan prostitusi. Atau sesuai dengan semangat para pelaku usaha tempat hiburan selama ini.
Hingga kini belum diketahui pasti siapa pelaku pengumbar foto kontrak politik ulama panutan wara NU tersebut. Yang jelas hal itu sangat disayangkan oleh seluruh masyarakat. Tapi disinyalir disini ada upaya memicu rasa tidak percaya masyarakat terhadap ulama.
“Sangat disayangkan jika sosok ulama sudah dijadikan bahan beginian, semoga saja orang yang menyebar tidak kualat. Lha ulama itu penerus perjuangan nabi, yang berjasa besar dalam mengamalkan ilmu agama, kok ya ada yang berani begitu,” ucap Ahmad, salah satu warga Banyuwangi, Selasa (27/10/2020).
Dugaan upaya membenturkan umat dan ulama dalam Pilbup Banyuwangi, sudah terjadi kesekian kali. Sebelumnya juga beredar video juru kampanye (jurkam) paslon nomor urut 2 yang mengumbar bantuan dana hibah NU dan terkesan mencoba membenturkan umat dengan pengurus NU. [bi]