SURABAYA, beritalima.com | Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin terpaksa harus merubah pola interaksi dengan warga. Tim Pemenangannya telah mengatur jadwal dan rencana kegiatan dengan memakai virtual atau daring guna mencegah penyebaran Covid-19.
“Kita ubah semua pola interaksi dan sosialisasi. Bahkan jauh sejak Kota Surabaya sudah meninggi angka positif Covidnya. Apalagi sekarang, kita semua harus waspada,” ujar Muji Rejo, Sekretaris Tim Pemenangan Mahfud Arifin (MA).
Muji mengatakan, protokol kesehatan diterapkan ketat sesuai imbauan Kemenkes RI, mulai dari kendaraan calon, ruangan kerja, posko, tempat pertemuan, hingga tim yang menyertai. Untuk masuk ke Posko MA di Jalan Basuki Rahmat Surabaya pun semuanya harus melewati protokol kesehatan ketat, mulai scan gun thermal, cuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.
“Covid-19 jangan sampai terkena pada kita. Dan itu akan merugikan kita semua. Makanya, protokol kesehatan harus ketat kita lakukan,” kata Muji.
Selain merubah pola interaksi, ada pembatasan peserta jika terpaksa dilakukan pertemuan fisik. Sebab animo dan desakan masyarakat ketemu langsung memang sangat tinggi.
“Kalau mau pertemuan kita sterilkan semua, mulai dari kendaraan, peserta yang ikut, lokasi, dan pengiring. Semua memakai masker dan diatur jaraknya, peserta dibatasi 10 orang perwakilan saja,” terang Muji.
Muji juga menuturkan, setiap kali sosialisasi dan interaksi dengan warga Kota Surabaya, Machfud Arifin selalu mendengar segudang keluhan masyarakat. Dan yang banyak dikeluhkan warga di antaranya tentang surat ijo, Pasar Turi, Hi Tech, Taman Hiburan Rakyat (THR), kesehatan, data kemiskinan dan banyak lagi.
“Kalau masyarakat sih semua disampaikan. Namun semua itu tetap kami rumuskan dan identifikasi semua masalah di Kota Surabaya ini,” jelas Muji.
Menurut Muji, semua yang disampaikan masyarakat dikaji dan dibahas oleh tim MA yang terdiri dari akademisi, para peneliti, profesor dan tim penyusun untuk menghasilkan apa yang akan dilakukan MA jika terpilih jadi Wali Kota Surabaya.
“Secara umum Kota Surabaya sudah baik dan maju. Namun persoalan di masyarakat Kota Surabaya sangat kompleks dan butuh penyelesaian, terutama masalah kemiskinan yang datanya amburadul,” kata Muji sembari menambahkan bahwa yang paling penting soal perekonomian di Pasar Turi akan dibangun lagi.
“Delik hukum di Pasar Turi sedang dipelajari Pak Mahfud Arifin, karena beliau tahu betul saat menjadi Kapolda,” kata Muji. Yang banyak keluhan juga soal seniman, baik tradisional hingga milenial. Seni ludruk, ketoprak, keroncong, bahkan 300 band millenial tidak pernah mendapat perhatian dari Pemerintah Kota Surabaya.
Sekadar diketahui, Mahfud Arifin telah mendapat rekomendasi dari 7 partai untuk maju menjadi Calon Wali Kota Surabaya di Pilkada serentak 2020. Machfud Arifin belum menentukan bakal calon wakilnya. Namun, kemungkinan besar hasil kompromi dari tokoh partai politik pengusungnya, yakni PKB, Gerindra, NasDem, Demokrat, Golkar, PSI, dan PAN. Untuk PPP dan PKS, masih belum terbit rekomendasinya. (Gan)