LANGKAT – Warga Teluk Aru Kabupaten Langkat mengadu ke Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sumatera Utara (Sumut) Sihar Sitorus, saat bertemu, Kamis (5/4/2018) kemarin. Curhatan mereka menyangkut tak lagi beroperasinya kilang minyak Pertamina di Pangkalan Brandan sejak 2007. Hal itu pun berdampak pada perekonomian masyarakat.
Curhatan warga Teluk Aru tersebut disampaikan saat pasangan Djarot Saiful Hidayat itu mengunjungi relawan di Jalan Wahidin, Pangkalan Brandan dan di Besitang. “Permasalahan yang kami hadapi tutupnya cikal bakal perminyakan negara ini di Pangkalan Brandan. Dampaknya sangat besar bagi perekonomian masyarakat,” ungkap Ketua DS Bersatu Teluk Aru, Robert Sihombing.
“Ini sudah berlangsung sejak 10 tahun lalu. Kami harapkan kepada Djoss ini sebagai masukan dalam program bila memimpin Sumut kedepannya,” harapnya.
Relawan Djoss di Besitang, Tiopan Silalahi menjelaskan, jika tutupnya kilang minyak di Kabulaten Langkat sangat miris dan menjadi catatan hitam sejarah perminyakan Indonesia. Mengingat, titik start perminyakan nasional mencatatkan Sumur Minyak Telaga I di Desa Telaga Said, Kecamatan Sei Lepan, Kab Langkat, yang pertama ditemukan dan kedua di dunia tahun 1885.
Pada masa kejayaannya, kilang yang berada di Kecamatan Babalan Kabul Langkat ini berkapasitas 5 ribu barel per hari dengan hasil produksi berupa gas elpiji sebanyak 280 ton per hari, kondensat 105 ton per hari dan beberapa jenis gas dan minyak. Kekayaan minyak Telaga Said ini pula mencatatkan Indonesia dalam jajaran negara pengekspor minyak di dunia, Organization Petroleum Exsporter Country (OPEC) sejak 1962 hingga 2008.
“Kami yakin, masih banyak kekayaan minyak dan gas yang dimiliki di Langkat, khususnya Teluk Aru ini. Jadi, tutupnya kilang minyak sangat membuat kami terluka,” jelas Tiopan.
Tiopan menegaskan, para relawan Djoss di Besitang siap menangkan Paslon nomor urut dua itu. Bahkan, dirinya mengaransi, Besitang menjadi basis raupan suara tertinggi di Kab Langkat Pilkada Serentak 27 Juni 2018 mendatang. “Ini jamin kami kepada Djoss. Menangkan Djoss dengan suara tertinggi di Kab Langkat ini,” tegasnya.
Menjawab pertanyaan masyarakat tersebut, Sihar menjelaskan, jika persoalan lapangan pekerjaan dan potensi besar yang dimiliki berbagai daerah di Sumut memang kerap dilontarkan masyarakat kepadanya dan Djarot dalam kunjungan keduanya. Ia menilai, potensi besar dan kekayaan yang berlimpah yang dimiliki di Sumut ini, sepatutnya mampu menyediakan lapangan pekerjaan, hingga mampu menekan angka pengangguran yang signifikan.
Sayangnya, kedua hal tersebut belum dioptimalkan dan diselaraskan dengan baik. Hal itu pula yang memang masuk dalam program utama Paslon yang diusung PDI Perjuangan dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu. “Kami sudah banyak mendengar. Persoalan lapangan pekerjaan memang sangat perlu ditambah dan harus benar-benar potensi yang dimiliki tiap daerah itu dengan baik. Jika potensi besar dikelola dengan baik, maka akan sangat diperlukan tenaga kerja. Kedua hal ini akan saling ketergantungan. Ini yang saya kira, harus dimanfaatkan dengan baik,” jelas Sihar.
Pada penghujung pertemuan, enterpreneur sukses itu mengajak para relawan merapatkan barisan dan satukan visi misi, mengantarkan Djoss memimpin Sumut periode 2018-2023 dan merealisasikan program yang telah disiapkan “Perjalanan kita tidak mudah. Tapi keyakinan harus kita tanam jika perjalanan ini akan sukses. Pilgub kali ini, saya kira pertama kali dengan dua Paslon. Inilah peluang kita saat ini. Kita jangan sia-siakan momentum ini, karena sulit terulang dua kali. Kita pejuang, harus merebut peluang yang ada,” pungkas Sihar. (bcl comm)