Siapkan Dampingan Petani Setelah PPKM, Biotani Gandeng Perempuan Tani HKTI Jatim

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com| Seperti diketahui, berbagai permasalahan pertanian masih menjadi tantangan bagi petani untuk tetap bertahan dalam profesinya. Diantara permasalahan tersebut, antara lain mengenai ketidakseimbangan antara biaya selama tanam padi hingga panen dengan pendapatan yang diterima saat panen dan problem penyimpanan hasil panen saat terjadi musim panen (surplus gabah). Tentunya, persoalan pangsa pasar juga menjadi problem petani setiap panen. Bahkan, masih banyak petani mengeluhkan tempat penggilingan gabah yang tidak mudah didapat kecuali dengan cara menjual gabah besar dengan harga anjlok.

Potret kompetisi harga gabah yang dinilai kurang mendukung terwujudnya keuntungan bagi petani menjadi kendala dominan disamping akses pemasaran. Untuk itu, diperlukan solusi efektif mewujudkan peningkatan produktivitas pertanian dan sebaliknya, menekan biaya selama proses tanam hingga panen.

Hal ini yang menjadi fokus pikiran H. Muhammad Ali, Direktur Utama pupuk cair biotani, melalui virtual (4/7/2021).

“Biotani yang telah berusia 15 tahun pada 2021 ini, telah melakukan pendampingan pada petani di berbagai daerah dan telah berhasil menunjukkan produktivitas hasil pertanian. Beberapa daerah yang kami lakukan dampingan pada petani, diantaranya adalah Kediri, Bojonegoro, Lamongan, Malang, dan Pasuruan. Harapan kami adalah terjadi penekanan biaya selama proses tanam hingga panen. Sebaliknya, peningkatan produktivitas gabah.”

Ali pun menambahkan bahwa teknologi biotani berbahan organik dan mencakup varian produksi, diantaranya pupuk, penyubur tanaman, pembasmi jamur, dan pestisida.

Serius turun ke petani, pupuk cair Biotani pun menggandeng Perempuan Tani (Pertani) HKTI Jawa Timur. Dr. Lia Istifhama selaku ketua Pertani HKTI Jatim, menjelaskan bahwa upaya Biotani merupakan ikhtiar nyata membantu petani menemukan solusi dari permasalahan yang secara umum dialami mereka.

“Kami mengapresiasi niat baik teman-teman dari Biotani dan kami siap sinergi melakukan dampingan tersebut. Hal ini merupakan bukti nyata bahwa kami adalah aktivis perempuan yang ingin memberikan peran nyata bagi masyarakat melalui giat masif kami selama ini”, terang aktivis millenial yang sering menggelorakan bahwa ‘Kaum Perempuan Punya Peran’.

Pertani HKTI sendiri, demi mewujudkan dampingan, telah bertemu dalam momen silaturahmi dan halal bi halal sebelum PPKM berlangsung, yaitu tepatnya 28/6 lalu. Bertempat di Batu Cafe Ubi Desa Pandanrejo, Pertani HKTI Jatim bersama DPC se Malang Raya berkumpul menyiapkan langkah-langkah dampingan tersebut.

Yuliana Riamah selaku Ketua Pertani HKTI Kabupaten Malang, menjelaskan bahwa dirinya bersama pengurus telah rutin melakukan dampingan ke petani.

“Kami sudah beberapa kali melakukan dampingan. Dan dengan adanya sinergi bersama kawan dari Biotani, tentu kami berharap semakin lancar melakukan dampingan.”

Senada dengannya, Mardi Setia Ningsih selaku Ketua Kota Batu, menyatakan kesiapannya melakukan dampingan.

“Kami berharap teknologi biotani secara nyata memang dapat membantu produktivitas pertanian sehingga kami benar-benar bisa berperan dalam penguatan pertanian,” terangnya.

Perempuan Tani HKTI sendiri, untuk Malang Raya terbagi dalam tiga DPC, yaitu Kota Malang dengan Ketua adalah Jumiati, Kota Batu yang diketuai Mardi Setia Ningsih, dan Kabupaten Malang yang diketuai Yuliana Riamah. Sedangkan secara struktul nasional, Ketua Umum adalah Dian Novita Susanto, M.Si. (RED)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait