SURABAYA, Beritalima.com|
Guru besar, civitas akademika dan alumni Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menyatakan sikapnya terhadap kondisi politik saat ini. Menurut Direktur Lembaga Pendidikan dan Sertifikasi Profesi (LPSP) Unesa, Martadi menegaskan pernyataan terbuka ini perlu.
“Kami merasa bahwa perguruan tinggi punya tanggung jawab moral, justru menjadi persoalan kalau perguruan tinggi diam ketika melihat fenomena persoalan yang sudah memicu potensi perpecahan,” tegasnya usai deklarasi pernyataan sikap di Lab Merdeka Belajar Unesa, Senin (5/2/2024).
Martadi melanjutkan, tugas civitas akademika di perguruan tinggi adalah mengingatkan banyak pihak. Baik itu pemerintah, aparat hingga masyarakat. Tentunya dengan koridor yang telah dijamu oleh Undang-undang (UU) yang berlaku.
“Maka kami hari ini memanfaatkan kebebasan akademik yang dijamin Undang-undang untuk memberikan pesan moral kepada semua pihak agar kita tetap dingin, tetap terjaga kebersamaan, persaudaraan jangan sampai kemudian hanya dengan Pemilu kemudian menimbulkan perpecahan antar anak bangsa ini,” ujarnya.
Martadi juga menjelaskan, deklarasi pernyataan sikap ini bertujuan untuk memberikan spirit moral sekaligus mengingatkan semua komponen bangsa bahwa Pemilu bukan segalanya.
“Gol akhir dari pemilu adalah menciptakan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil sejahtra untuk masyarakat kita,” terangnya.
“Kami lebih ingin memberikan pesan kepada siapapun pimpinan, pejabat, masyarakat bahwa apapun pesta demokrasi ini berjalanz kita harus mengawal agar berlangsung dengan aman, damai, jurdil, dan kita semua harus tetap pada koridor yang etik, rule demokrasi yang sehat,” terangnya.
“Sehingga bangsa ini tetap bisa utuh kemudian Pemilu mampu melahirkan kebaruan pemimpin yang bisa membawa bangsa ini bangsa indonesia yg adil dan makmur,” ungkap Martadi.
Sebelumnya, Guru besar dan civitas akademika Unesa menggelar deklarasi dan pernyataan sikap terhadap dinamika politik yang terjadi di Indonesia. Ada enam poin yang dibacakan dalam deklarasi. Ada yang menyinggung soal kepentingan bangsa dam negara lebih utama ketimbang pribadi. Ada juga soal netralitas.
“Mencermati dinamika politik nasional pada proses Pemilihan Umum 2024 dan untuk mengawal tegaknya demokrasi serta menjaga keutuhan NKRI menuju Indonesia Emas 2045, kami guru besar, civitas akademika dan Alumni Unesa menyatakan sikap,” kata Ketua Senat Akademik Unesa, Prof Setya Yuwana.(Yul)