Sinead O’Connor Penyanyi Kontroversi Yang Tak Tertandingi

  • Whatsapp

Kabar kematiannya benar-benar terdengar memilukan, Lagu patah hati terbaik itu pun kembali berkumandang.

IRLANDIA, beritalima.com|
Lagu ”Nothing Compares 2 You” milik mendiang Prince yang dilantunkan oleh penyanyi asal Dublin, Irlandia, Sinéad O’Connor pernah disebut-sebut sebagai lagu patah hati terbaik di tahun 1990-an. Kini, setelah seluruh dunia benar-benar patah hati karena pelantunnya telah pergi untuk selamanya. Sinéad O’Connor mengembuskan napas terakhirnya di usia 56 tahun pada Rabu (26/7/2023).

Sepanjang kariernya di dunia musik, O’Connor telah merilis sepuluh album studio. Sebagai pendatang baru di dunia musik, namanya mulai benar-benar merebut perhatian publik ketika menyanyikan versi balada ”Nothing Compares 2 You” yang diciptakan mendiang Prince untuk proyek sampingannya, The Family. Lagu tersebut ada di album O’Connor berjudul I Do Not Want What I Haven’t Got yang dirilis pada tahun 1990.

Di tangan O’Connor, ”Nothing Compares 2 You” dinobatkan sebagai singel dunia nomor satu oleh Billboard Music Awards dan mendapatkan tiga nominasi Grammy. Video musiknya yang disutradarai oleh pembuat film Inggris, John Maybury, sebagian besar terdiri dari wajah O’Connor tampak dekat saat dia menyanyikan liriknya yang dalam, penuh kepedihan, dan dengan cepat menjadikan sosoknya setenar rekaman lagunya tersebut.

Ketenarannya itu berjalan beriringan dengan sikapnya yang kontroversial. Bakatnya di dunia musik rupanya tumbuh beriringan dengan sifat pemberontaknya yang terutama didorong oleh kebencian atas pelecehan yang dideritanya saat masih anak-anak dan pengalamannya di panti asuhan Dublin.

Penyanyi asal Irlandia, Sinead OConnor, tampil di panggung Akvarium Klub di Budapest, Hongaria, 9 Desember 2019. Tahun 2018, OConnor mengumumkan dirinya masuk Islam dan mengubah namanya menjadi Shuhada Sadaqat. Namun, dia terus tampil dengan nama lahirnya.

Membolos dan mengutil
Lahir dengan nama lengkap Sinéad Marie Bernadette O’Connor pada 8 Desember 1966 di pinggiran Glenageary, Dublin, yang makmur, O’Connor adalah anak ketiga dari lima bersaudara dari pasangan Sean O’Connor dan istrinya, Marie.

Pernikahan mereka yang penuh masalah berakhir saat O’Connor berusia 8 tahun. Ibunya, sebagaimana digambarkan oleh saudara laki-laki O’Connor, Joseph, adalah orang yang sangat tidak bahagia, serta rentan melakukan kekerasan fisik dan emosional terhadap anak-anaknya.

O’Connor memilih tinggal bersama ayahnya. Namun, masa kanak-kanaknya tak manis. Dia sering membolos untuk mengutil hingga ditempatkan di Pusat Pelatihan An Grianan di Dublin yang konon didirikan untuk memenjarakan gadis-gadis muda yang dianggap tak bermoral.

Seorang biarawati menemukan cara untuk mengendalikan sifat pemberontak O’Connor dengan membelikannya gitar dan ”menjodohkannya” dengan seorang guru musik. Itu dilakukannya untuk menyelamatkan O’Connor. Awalnya, O’Connor merekam lagu di band Irlandia, In Tua Nua. Namun, dia merasa terlalu muda untuk menjadi anggota penuh.

Di usia 16 tahun, ayahnya memindahkannya ke sekolah asrama di Waterford. Seorang guru melihat bakatnya dan membantunya membuat demo tape yang menampilkan gubahannya sendiri. O’Connor kemudian bergabung dengan band Ton Ton Macoute. Saat band tersebut pindah ke Dublin, O’Connor memutuskan untuk keluar dari sekolah dan pergi bersama mereka.

Ia kemudian memutuskan pindah ke London, dia berjumpa dengan manajer berpengalaman, Fachtna Ó Ceallaigh, yang sebelumnya bekerja dengan U2. Namun, dekat dengan Ó Ceallaigh membuat O’Connor terpapar gaya politik Republikan Ó Ceallaigh. Dia sempat membuat kegemparan saat memuji keberadaan Tentara Republik Irlandia Sementara meski kemudian meminta maaf.

Sikapnya yang kontroversial terus muncul. Dia pernah menolak tegas upaya perusahaan rekamannya yang memintanya untuk mengubah penampilan punknya menjadi lebih feminin.

Dia juga berselisih dengan produser yang didatangkan untuk membantunya mengerjakan album pertamanya hingga akhirnya, setelah melalui negosiasi ketat, perusahaan memberinya izin untuk memproduksi albumnya sendiri. Kala itu dia tengah hamil tujuh bulan dari pemain drum di dalam bandnya, John Reynolds, yang kemudian dinikahinya. Album pertamanya, The Lion and the Cobra, dirilis tahun 1987 dan sukses besar.

Album itu menampilkan apa yang kemudian menjadi suara khas O’Connor, harmoni overdub dan latar belakang atmosfer yang disatukan oleh suaranya yang khas. Untuk pertama kalinya dia mendapat nominasi Grammy untuk kategori penampilan vokal rock wanita terbaik. Salah satu singelnya, ”Mandika”, sukses di Amerika Serikat dan menjadi lagu yang dia pilih saat tampil di Late Night With David Letterman, debut perdananya di acara televisi dengan jam tayang utama.

Sebuah foto yang tidak disebutkan tanggal, sekitar tahun 1980-an, penyanyi Sinead OConnor tampil di Vancouver, Kanada. Penyanyi asal Irlandia yang terkenal pada tahun 1990-an ini meninggal pada usia 56 tahun, Rabu (16/7/2023).

Selalu kontroversial

Kesuksesannya terus berlanjut, menyabet Grammy untuk album keduanya, I Do Not Want What I Haven’t Got yang menampilkan singel tersuksesnya, ”Nothing Compares 2 You”, lagu yang di-cover-nya dari Prince. Lagu ini menduduki jajaran lagu di Inggris, Irlandia, dan Amerika Serikat meski selama pembuatnya videonya dia menangis karena lagu itu mengingatkannya pada rasa kehilangannya terhadap sang ibu yang meninggal pada kecelakaan mobil tahun 1995.

Toh, kontroversi tak pernah jauh dari sosoknya. O’Connor pernah menolak tampil di sebuah konser di New Jersey kecuali tak harus memainkan lagu kebangsaan AS. Permintaannya disetujui tetapi kemudian lagu-lagunya diboikot sejumlah radio di AS.

Tak hanya itu, sebulan setelah merilis I’m Not Your Girl yang merupakan kumpulan lagu-lagu jazz standar, O’Connor membawakan lagu Bob Marley yang berjudul ”War” di NBC Saturday Night Live, mengganti beberapa kata sehingga menjadi bentuk protes terhadap pelecehan seksual anak di gereja Katolik.

Salah satu aksi yang membuat para produser ngeri adalah saat dia mengangkat foto Paus Yohanes Paulus II ke depan kamera dan merobeknya menjadi dua. Gara-gara aksi itu, NBC menerima lebih dari 4.000 keluhan dari penonton dan banyak salinan rekaman yang dihancurkan. Dia kemudian dicemooh saat penampilan langsung berikutnya sehingga batal tampil. Akhir tahun 1992, dia kembali ke Dublin.

Album keempatnya, Universal Mother, menampilkan kontribusi dari Germaine Greer dan pentolan Nirvana, Kurt Cobain. Namun, album ini gagal melanjutkan kesuksesan album-album sebelumnya. Album keempat menjadi album studio terakhirnya setelah enam tahun.

Kehidupan pribadinya yang penuh masalah, terutama soal perebutan hak asuh anak dengan ayah dari anak keduanya, membuat O’Connor tertekan dan melakukan percobaan bunuh diri di tahun 1999. Di masa transisi yang berat dan aneh, dia ditahbiskan sebagai imam Gereja Latin Tridentine, sebuah gereja Katolik independent yang tidak bersekutu dengan Roma. Terlepas dari penghinaannya terhadap gereja, O’Connor selalu menyatakan dirinya adalah seorang Kristen sekaligus Katolik yang taat.

Tahun 2000 dia kembali masuk studio dan merekam album Faith and Courage. Sebagian lagu-lagunya dia tulis sendiri. Namun, album itu tak terlalu cemerlang. Album selanjutnya yang dirilis 2002, Sean-Nos Nua, menampilkan pengerjaan ulang lagu rakyat tradisional Irlandia. Setahun kemudian dia merilis kompilasi trek dan demo sebelum mengumumkan pensiun dari musik.

O’Connor harus berjuang untuk melawan kondisi kesehatan fisik dan mentalnya yang didiagnosis menderita gangguan bipolar. Dia juga harus berjuang melawan kondisi fibromyalgia, penyakit yang ditandai oleh rasa nyeri di sekujur tubuh, disertai rasa lelah dan gangguan tidur.

Tak benar-benar pensiun, album ketujuhnya, Throw Down Your Arms, yang terinspirasi dari sebuah mantra jamaika, lahir. Album bernuansa reggae ini mendapat ulasan positif. Namun, setelah melahirkan anak keempatnya dan kembali merilis album, Teologi, hasilnya tak terlalu baik, bahkan dapat dikatakan gagal.

Pernikahan ketiganya tak berakhir baik. Dia lalu kembali merilis album How Abou I Be Me (and You Be You) di tahun 2012. Tahun 2013 dia berseteru dengan penyanyi Miley Cyrus setelah dia mengkritik Cyrus karena video seksualnya. Di tengah perseteruan, O’Connor masih terus berupaya membuktikan bahwa dirinya mampu melahirkan karya. Tahun 2014 dia merilis album I’m The Boss.

Di tangan O’Connor, ’Nothing Compares 2 You’ dinobatkan sebagai singel dunia nomor satu oleh Billboard Music Awards dan mendapatkan tiga nominasi Grammy.

Namun, kesehatan mentalnya masih dalam situasi genting. November 2015, dia mengunggah pesan di Facebook yang mengatakan dia berada di sebuah hotel di Irlandia dan berpikir untuk bunuh diri. Dia ditemukan selamat lalu menerima perawatan medis.

Tahun 2018, O’Connor mengumumkan dirinya masuk Islam dan mengubah namanya menjadi Shuhada’ Sadaqat. Namun, dia terus tampil dengan nama lahirnya. Dia kemudian menulis sebuah memoar berjudul Rememberings yang dirilis pada Juni 2021, menyoal soal perjuangannya soal kesehatan mentalnya. Trauma terus membayangi kehidupannya.

Januari 2022, dia terpukul berat saat anak laki-lakinya yang kala itu berusia 17 tahun, Shane, bunuh diri. Dia mengunggah serangkaian tweet yang menunjukkan dia sedang mempertimbangkan untuk bunuh diri dan memberi tahu para pengikutnya bahwa dia telah dirawat di Rumah Sakit.

Kabar kematiannya benar-benar terdengar pada Rabu (26/7/2023). Lagu patah hati terbaik itu pun kembali berkumandang. Nothing Compares.. Nothing Compares to You.. Sinéad O’Connor.(yul)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait