Sinergi Kementerian P2MI-Kemdiktisaintek Tingkatkan Keterampilan Pekerja Migran Indonesia

  • Whatsapp
Sinergi Kementerian P2MI-Kemdiktisaintek tingkatkan keterampilan Pekerja Migran Indonesia

Jakarta, beritalima.com|- Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) Mukhtarudin teken Memorandum of Understanding (MoU) dengan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) Brian Yuliarto di Kantor Kemdiktisaintek, Jakarta (24/12).

MoU ini merupakan langkah strategis pemerintahan Prabowo-Gibran untuk menggeser paradigma penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) dari low-skill ke middle dan high-skill, dengan fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang bermartabat dan berkelanjutan.

Mukhtarudin menyampaikan MoU ini menandai komitmen serius Kabinet Merah Putih dalam mengelola ekosistem perlindungan Pekerja Migran secara terintegrasi dari hulu hingga hilir.

“Dulu badan, sekarang kementerian. Jadi, pelindungan itu paling awal tentu hsrus dimulai dari proses penyiapan SDM masyarakat kita,” ucap Mukhtarudin.

Artinya, menurut Mukhtarudin, pelindungan paling awal dimulai dari proses penyiapan sumber daya manusia (SDM) di mana pelindungan itu dimulai sejak menyiapkan Calon PMI secara matang, termasuk kompetensi, bahasa, dan keterampilan kerja.

Mukhtarudin menyoroti fakta lapangan Pekerja Migran terampil jarang mengalami masalah serius, berbeda dengan yang berangkat tanpa persiapan memadai.

Presiden Prabowo memiliki komitmen kuat dengan membentuk Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI). Sebelumnya, urusan pekerja migran ditangani oleh sebuah badan, kini ditingkatkan menjadi kementerian.

“Saya berharap jika pelindungan di awal baik, maka proses penempatan dan pasca penempatan akan berjalan lebih aman. Karena Pak Presiden menegaskan pentingnya penyiapan pekerja migran berbasis keterampilan dan high skill,” jelas Mukhtarudin.

Sementara Menteri Brian Yuliarto menekankan Pekerja Migran bukan sekadar tenaga kerja, melainkan duta bangsa yang mencerminkan kualitas kompetensi, profesionalisme, dan daya saing SDM Indonesia di panggung internasional.

Ia membandingkan dengan negara maju seperti China dan India, yang memiliki diaspora SDM unggul tersebar di banyak negara. Sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah berkomitmen menjadikan SDM Indonesia unggul dan bersaing global.

Dalam MoU ini, Kemdiktisaintek akan memetakan negara tujuan dan keahlian yang dibutuhkan, membuat program khusus di tahun terakhir studi (tahun 3 atau 4) untuk melatih calon PMI secara intensif, termasuk bahasa (Mandarin untuk Taiwan, China, Jepang untuk Jepang, Inggris) serta sertifikasi sesuai standar negara tujuan.

Selain itu, peran antar perguruan tinggi vokasi akan dibagi secara terfokus, misalnya pada sektor tertentu untuk negara seperti Taiwan atau Jepang.

“Ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk menggeser paradigma penempatan pekerja Migran dari low-skill ke middle atau high-skill, dengan target besar seperti 500.000 Pekerja Migran terampil di masa mendatang,” ungkap Brian.

Jurnalis: dedy/abri

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait