SURABAYA, beritalima.com | Beredarnya Video yang berdurasi 2 Menit 7 detik yang diunggah oleh salah satu akun inisial MK, yang mengatakan bahwa, ajaran yang mengajarkan doktrinasisasi supaya tidak timbul peledakan dimana-mana, dan menimbulkan paham radikalisme pemerintah harus stop pengajaran kitab kuning.
Bahkan itu, menurut MK pelajaran kitab kuning, karena sudah tertulis di Alqur’an, barang siapa yang melenceng dari al Qur’an akan ditemani setan.
“Banyak orang yang ditemani setan banyak orang yang ditemani setan merasa paling benar, untuk itu pemerintah harus mencabut kitab kuning di Menkumham, itu kekayaan intelektual, karena keluaran pesantren tidak bisa bikin mobil, kalah sama Esemka Solo, sedangkan pesantren tidak bisa apa-apa dan hanya dakwah yang bukan Indonesia yang di dakwah kan, ini harus di stop dan saya seorang Haji, mantan santri dan pernah jadi Kyai dan ajaran itu saya tinggalkan, karena Muhammad tidak bisa menyelamatkan, terima kasih Tuhan Yesus memberkati,” ungkap MK dalam video yang beredar.
Beredarnya video tersebut membuat para Alim Ulama dan Para Kyai di Tapal Kuda bahkan Ulama Madura geram, hingga puluhan Kyai berkumpul di kediaman KH. R. Ali Badri Zaini di kawasan Bendul merisi untuk melaporkan MK yang menyebut kitab kuning agar dicabut oleh kemenkum ham dan para pondok pesantren tidak ada gunanya.
“Pertama kami menyampaikan Marhaban Ya Ramadhan, mari kita jadikan Romadhan ini untuk Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan dan keimanan, Kami juga prihatin terhadap musibah yang menimpa saudara kita dibelahan bumi nusantara ini hususnya Malang Selatan, Blitar dan Lumajang,” KH. Muhammad Jais Badri Wakil Ketua III Aliansi Ulama Tapal Kuda (AUTADE).
Atas beredarnya video yang menyatakan kitab kuning dicabut membuat para ulama dan kalangan pesantren geram.
“Kami meminta pada kepolisian untuk menindak pelaku yang menyatakan kitab kuning dicabut dan penistaan agama dengan menghina simbul-simbul Islam dan pesantren, kami bersama TNI Polri komitmen untuk menjaga keutuhan NKRI, justru kitab kuning ini efektif untuk menolak adanya pemahaman -pemahaman radikal, kami menyesal adanya pernyataan saudara MK, yang tidak tau kitab kuning kok bisa-bisanya melecehkan dan menista kitab kuning, untuk itu kai meminta kepada pihak kepolisian menindak tegas kepada pelaku ini yang telah melakukan penistaan agama dan melecehkan pesantren, jika tidak kami tidak bertanggung jawab jika terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan bersama,” ujar KH. Muhammad Jais Badri kepada beritalima.com.
Sementara Ulama dari Madura juga menyatakan hal yang sama dan akan ikut melaporkan ke polda Jatim.
“Kami Ulama Madura Habaib dan tokoh Madura akan melaporkan ke Polda Jatim, Madura Harus Bersih dari Syi’ah, Wahabi, Liberal dan Penista Agama yang disingkat Sibilib, ini penting agar pesantren yang berjasa terhadap bangsa Indonesia, apalagi pesantren dinyatakan tidak bisa apa-apa dan bahkan mengusulkan ke kemenhumham untuk mencabut kitab kuning, ini sangat bodoh jika orang yang mengatakan mantan kyai” Kata KH. Fadholi Muhammad Ruham Sekjend AUMA Madura asal Pamekasan. (red)