Kupang, beritalima.com – Sejumlah siswa SD Negeri Nefosaka, Kelurahan Fatukoa, Kecamatan Maulafa kembali menampilkan tari Koa Kiku dengan memikau di event Festival Budaya tingkat Kelurahan Fatukoa.
Festival budaya dengan tema: Cinta Budaya Lokal, dan Sub tema: Saatnya budaya lokal diajarkan sejak dini, bahwa dalam keragaman ada keindahan dan kekuatan, berlangsung di halaman SMA Negeri 10 Kota Kupang, Kamis (5/9).
Untuk diketahui, koa kiku adalah nyanyian dan tarian tradisional Timor, Nusa Tenggara Timur. Tarian ini biasanya dilakukan sebagai bagian dari ritual perkawinan.
Arti nama: Koa berarti teriakan, sedangkan Kiku berarti suara burung. Jadi, koa kiku bisa diartikan sebagai teriakan merdu seperti suara burung.
Pantauan wartawan beritalima.com, sejumlah siswa SD menampilkan tarian koa kiku dengan memukau di Lapangan Upacara SMA Negeri 10 Kota Kupang. Yang disaksikan para undangan dan peserta yang mengikuti festival budaya Kelurahan Fatukoa.
Saat menampilkan tarian koa kiku diiringi dengan musik tradisional (juk) oleh para tetua adat Kelurahan Fatukoa.
Staf Ahli Wali Kota Kupang Bidang Ekonomi dan Pembangunan Marlen Dataq, bersama rombongan saat tiba di tempat acara disambut dengan adat Natoni dan tarian daerah Timor.
Marlen Tetaq, mewakili Penjabat Wali Kota Kupang ketika membuka festival budaya yang dilaksanakan di Kelurahan Fatukoa, menyampaikan apresiasi kepada panitia yang telah mempersiapkan acara festival budaya dengan aman dan lancar.
“Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi kepada para panitia yang mempersiapkan acara di sore hari ini. Mengumpulkan banyak orang itu tidak gampang”, katanya.
Ia mengatakan, kegiatan ini memiliki tujuan yang mulia, yaitu untuk melestarikan dan mempromosikan budaya yang ada di Nusa Tenggara Timur. Selain itu, juga kegiatan ini menarik daya tarik wisata yang ada di Kota Kupang.
Dengan kegiatan ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Kota Kupang.
Sementara itu, Ketua Panitia Festival Budaya Fatukoa Ayub Penun, mengatakan, Festival Budaya itu akan berlangsung dalam dua hari, yakni Kamis dan Jumat.
Menurutnya, dalam Festival Budaya itu akan dipentaskan tarian adat dan juga Paduan Suara lagu daerah.
Menurutnya, sebanyak 26 tim yang mendaftarkan diri, tetapi setelah disaring hanya ada tujuh tim yang merupakan budaya asli.
Ketujuh budaya lokal yang ditampilkan yang ditampilkan dalam acara ini, antara lain Koa Kiko, Hering, Lufut, tarian daerah asal Sumba, Natoni, dan pado’a.
Ia berharap agar dengan adanya kegiatan itu, Fatukoa tetap dikenang sebagai wilayah berbudaya sekaligus wilayah pertanian.
Dalam acara itu, hadir pula tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, Camat Maulafa, Plt Lurah Fatukoa dan undangan lainnya. (L. Ng. Mbuhang)