SURABAYA, Beritalima.com | Hari ini berlangsung prosesi pengambilan sumpah dan pelantikan Siti Marwiyah sebagai Rektor Universitas Dr Soetomo (UNITOMO) Surabaya periode 2021-2025, yang dihadiri oleh Menkopolhukam RI Moh Mahfud MD dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Siti Marwiyah merupakan puteri Pamekasan yang menyelesaikan studi S-1 di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, satu almamater dengan dua kakak kandungnya yaitu Moh Mahfud MD dan Achmad Subki. Moh Mahfud MD kini menjadi Menkopolhukam RI sedangkan Achmad Subki menjadi Kepala BBPJN VIII Jatim Bali Kementerian PUPR RI.
Waktu memberi sambutan sebagai perwakilan keluarga, Moh Mahfud MD menyampaikan bahwa dirinya dan Siti Marwiyah berasal dari keluarga susah, dulu Bapaknya adalah orang susah, berkat Indonesia Merdeka anak-anak orang susahpun bisa menjadi apa saja. “saya tidak pernah bermimpi menjadi Menteri, begitupun siti Marwiyah saya yakin tidak pernah membayangkan suatu saat bisa menjadi Rektor, tapi ternyata ini semua terjadi dan Ini mustahil terjadi andai negara kita masih dijajah Belanda” tegas santri setia Gusdur ini.
Dihubungi terpisah, keponakan Siti Marwiyah, Firman Syah Ali yang akrab disapa Cak Firman mengaku tidak bisa hadir pelantikan tantenya karena bersamaan dengan hari kerja. “Saya tidak bisa hadir mas, karena ini hari efektif kerja, saya kan PNS. Saya mengikuti prosesi pelantikan tante saya secara streaming melalui media sosial. Saya sangat terharu terutama saat mendengarkan sambutan Om Mahfud” ucap Bendahara Umum IKA PMII Jawa Timur ini.
Ketika ditanya komentarnya tentang Siti Marwiyah, Koordinator Sahabat Mahfud MD Jatim ini bercerita bahwa Siti Marwiyah merupakan jujukan keluarga besarnya yang merantau ke Kota Surabaya. Sejak rumah masih ngontrak dan sempit hingga rumah layak seperti saat ini, kediaman Siti Marwiyah selalu menjadi rumah bersama para famili terutama keponakannya yang merantau ke Surabaya.
“Tante Yat ini punya enam orang saudara kandung. Masing-masing saudara kandung punya banyak anak, sehingga keponakan Tante Yat banyak sekali, belum menghitung para keponakan sepupu yang juga ikut tinggal bersama Tante Yat di Surabaya. Kebersamaan dengan Tante Yat ini memunculkan aura sukses, karena para keponakan yang pernah tinggal bersama Tante Yat Alhamdulillah diberi kesuksesan hidup dan karier oleh Allah SWT, demikianpun Tante Yat sendiri diberi kelancaran dan keberhasilan dalam berbagai bidang kehidupan” lanjut BPO HKTI Jatim ini.
Salah satu Bakal Calon Walikota Surabaya 2020 lalu ini melanjutkan kisahnya, bahwa Siti Marwiyah tidak pernah kenal takut, tidak pernah kenal putus asa, tidak pernah kenal lelah dan tidak pernah kenal malas. Dalam Istilah Jawa Kuno, Siti Marwiyah bisa disebut Uwong Ora Duwe Udel. “Tante Yat ini perempuan tapi tangguh melebihi lelaki, tidak pernah kenal capek, malas ataupun takut. Capek-capek pulang kantor masih kerja terus melototi Laptop, dan itu berlangsung hingga larut. Pernah suatu waktu saya datang bertamu minta nasehat hukum, waktu itu tante yat kelihatan lelah sekali karena pulang kerja dalam keadaan larut. Namun tante yat tetap saja buka laptop, ngetik konsep hukum untuk saya hingga dini hari, saya sampai tidak tega melihatnya. Maka saya kira capaian Tante Yat sebagai Rektor Unitomo kali ini bukan hasil berleha-leha namun hasil perjuangan keras dan disiplin sebagai dosen. Saya punya keyakinan dan saya berdoa semoga Unitomo mencapai akselerasi luar biasa di bawah kepemimpinan Tante Yat” pungkas Wakil Ketua Ormas Madura Urban dan Pendiri Ormas Jong Madura ini. (red)