Timika,beritalima.com. Pasca penyerangan Pos TNI di Mbua Kab. Nduga pada tanggal 03 Desember 2018 lalu, menyusul rangkaian tragedi kemanusiaan pembantai puluhan orang karyawan PT. Istaka Karya di Distrik Yigi Kab. Nduga pada 01 dan 02 Desember lalu berdampak pada kehidupan masyarakat sipil lainnya yang tak berdosa.
Akibat peristiwa penyerangan tersebut, warga sipil Mbua lari meninggalkan kampung mengungsi masuk hutan untuk mencari perlindungan dan menyelamatkan diri.
Namun pada hari Kamis, 6 Desember 2018 Danrem 172/PWY, Kolonel inf J. Binsar P. Sianipar telah hadir ke Mbua untuk meyakinkan Masyarakat bahwa TNI akan melindungi mereka.
Danrem tiba di Mbua diterima oleh tokoh masyarakat dan Gembala Pendeta Jhon. Para tokoh masyarakat dan pendeta melaporkan kepada Danrem tentang peristiwa yang terjadi di Mbua saat itu.
“Beberapa orang masyarakat baik orang Papua asli maupun masyarakat pendatang lari menyelamatkan diri dari Distrik Yigi menuju Mbua dan minta perlindungan dari anggota TNI di Pos,” kata Pendeta Jhon.
Saya juga dapat laporan bahwa telah terjadi pembunuhan terhadap pekerja jembatan di Yigi yang dilakukan oleh OPM, Ujar Jhon. Karena itu saya siapkan bendera gereja dan salib, Saya kumpulkan para anak muda mau berangkat ke Yigi untuk mengevakuasi mayat-mayat korban pembantain, tapi pagi-pagi sekitar pukul 05.00 WIT Pos TNI di serang oleh OPM dari Yigi sehingga masyarakat semuanya lari ke Hutan. Kontak tembak terjadi dari pukul 05.00 pagihari sampai pukul 20.00 Wit malam hari.
Sementara itu Danrem berusaha meyakinkan para toko Masyarakat dan Pendeta bahwa TNI akan melindungi Rakyat, Danrem minta agar seluruh Rakyat segera dipanggil kembali ke kampung dan melaksanakan aktifitas sebagaimana biasanya.
Saya Komandan, Saya tidak akan tembak Rakyat, Saya tidak akan bunuh Rakyat. Kami TNI akan melindungi Rakyat, kita semua bersaudara sama-sama anak Tuhan. Bahkan OPM pun kalau mereka mau menyerah kami akan ampuni mereka. Sianipar berusaha meyakinkan tokoh masyarakat dan pendeta.
Atas ajakan para tokoh masyarakat dan pendeta, masyarakat akhirnya secara berangsur-angsur mau kembali ke kampung. Sebagian dari mereka membawa anak-anak kecil.
Danrem menggunakan kesempatan tersebut, berasama-sama dengan kepala suku dan Pendeta, Danrem mengumpulkan dan memberikan pengarahan kepada warga yang baru masuk kampung.”meyakinkan kepada Rakyat agar tidak perlu takut kepada TNI. Kami akan melindungi Rakyat, bahkan kami siap menerima OPM (Red. KKSB) bila mereka menyerah, akan kami ampuni,”kata Sianipar.
Selain itu TNI juga membagi-bagikan makanan ransum bekal milik TNI untuk di makan Rakyat yang baru masuk kampung.
Tanggal 07 Desember 2018 dilaksanakan ibadah bersama gabungan warga dan TNI di gereja dipimpin oleh Danrem. Mereka berdo’a untuk keselamatan warga terutama korban pembantaian oleh KKSB, dan mengutuk tindakan keji dan tidak berprikemanusiaan yang dilakukan oleh KKSB.
Saat ini situasi di Distrik Mbua sudah mulai normal, kegiatan sosial dan roda perekonomian sudah berjalan dengan baik. Namun situasi di Distrik Yigi masih terlihat sepi, hanya beberpa warga yang bertahan di kampung. Dari laporan yang diterima sebagian warga Yigi mengungsi ke Mbua, karena di Mbua diamankan oleh TNI, sedangkan di Yigi setiap saat terutama bila malam hari masih sering terdengar suara tembakan dari arah hutan ke kampung. Mungkin juga sebagian warga ada yang berlindung ke hutan
Dari penuturan warga Yigi yang mengunsi ke Mbua mengisahkan bahwa, pelaku pembantaian di Puncak Kabo di Yigi bukan warga Yigi, kemungkinan mereka dari Mapenduma atau daerah lain. Waktu kejadian warga berusaha menghalangi mereka (KKSB) agar tidak membunuh orang yang tidak berdosa, tapi rakyat tidak punya kekuatan apa-apa. Bahkan saat KKSB melaksanakan penyisiran ke rumah-rumah warga guna mencari para pekerja bangunan, warga asli Yigi melindungi mereka. Mereka minta para pekerja agar lari menyelamatkan diri ke hutan karena KKSB akan menangkap dan membunuh mereka.
Bahkan sebagian warga asli Yigi membawa lari dan mengantar warga pendatang masuk hutan menuju Mbua, karena mereka yang tahu jalan.
Hingga saat dilaporkan bahwa dua orang jenazah karyawan PT. Istaka Karya korban pembantaian KKSB di puncak Kabo Yigi belum ditemukan. Dan dua orang yang diperkirakan masih selamat juga belum diketahui nasibnya.
(Timika/lasatia)