JAKARTA, Beritalima.com– Indonesia terpilih sebagai anggota Badan Pangan Dunia atau Food and Agriculture Organization/FAO) mewakili Asia Tenggara. Penghargaan ini merupakan bentuk kepercayaan badan pangan dunia tersebut kepada Indonesia atas capaian sektor pertanian selama ini.
Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), drh Slamet mengapresiasi dipercayanya Indonesia sebagai anggota Badan Pangan Dunia oleh Badan Pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu. “Saya mengapresiasi Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) atas terpilihnya Indonesia sebagai anggota Badan Pangan Dunia,” ungkap Slamet.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2020 mengungkapkan sektor Pertanian, Kehutanan, Perikanan telah menyumbang 14,2 persen terhadap struktur Produk Domistik Bruto (PDB) Indonesia atau Rp 2,115 triliun. berada pada urutan kedua setelah industri pengolahan yang menyumbang 20,6 persen atau sekitar Rp 3,086 triliun.
Pada tahun ini, kata wakil rakyat dari Dapil IV Provinsi Jawa Barat (Kota dan Kabupaten Sukabumi-red), sektor pertanian satu-satunya lapangan usaha yang tumbuh positif 1,75 persen dibanding sektor pertambangan minus 1,95 persen, industri pengolahan (-2,93), konstruksi (-3,26), perdagangan dan reparasi (-3,72) dan sektor lainnya minus 1,97 persen.
Walau sektor pertanian tumbuh positif tapi prestasi itu jangan membuat Kementan terlena sebab sejatinya masih banyak hal yang harus dibenahi Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam hal ini Kementan ke depan seperti peningkatan kesejahteraan petani dan pengurangan impor komoditas pertanian.
“Prestasi ini harus terus dipertahankan dan jangan sampai terlena sebab masih banyak persoalan-persoalan lain yang harus dibenahi Pemerintah seperti bagaimana meningkatkan kesejahteraan petani dan Indonesia mampu mengurangi impor komoditas pangan,” ulang Slamet di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senen (28/6).
Sebagai informasi, menurut data BPS, impor komoditas pertanian masih akan mendominasi pemenuhan kebutuhan masyarakat akan pangan seperti gula, kedelai, produk-produk hortikultura dan produk hewan.
Impor gula kwartal I/2021 meningkat signifikan yakni 1,93 juta ton, naik 42,96 persen dibandingkan periode Januari-Maret yang tercatat 1,34 juta ton. Begitu juga dengan kedelai. Secara kumultaif (Januari-Maret) naik hingga 22,43 persen dari 571.539 ton menjadi 699.730 ton pada kwartal I/2021.
Selain itu, pekerjaan rumah lainnya Kementan bagaimana memperbaiki indeks keberlanjutan pangan Indonesia yang masih menempati ranking ke-60 dari 67 negara yang diukur dimana nilai ini jauh lebih buruk negara di kawasan Afrika seperti Ethopia (ranking 27), Zimbabwe (31), Zambia (32).
Selain itu, dari dari indeks kelaparan global (Golbal Hunger Indek/GHI) menunjukkan GHI Indonesia terus mengalami penurunan bahkan 2020 menyentuh 20.1 atau masuk dalam katagori negara dengan status kelaparan kronis. (akhir)