Slamet: Figur Pejabat Publik Harus Punya Kompetensi dan Integritas

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI, drh Slamet mengatakan, Indonesia saat ini mengalami krisis orang baik karena Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengangkat bekas narapidana kasus korupsi, Izedrik Emir Moeis sebagai komisaris PT Pupuk Iskandar Muda (PIM/Persero).

 

Anggota Komisi IV DPR RI dari Dapil IV Provinsi Jawa Barat (Kabupaten dan Kota Sukabumi) itu mempersoalkan terkait pengangkatan politisi PDIP tersebut sebagai komisaris PT PIM.

Legislator ini mengatakan, hal itu sangat tidak etis dilakukan Pemerintah.

Ya, tidak etis mengangkat bekas narapidana kasus korupsi, kata Slamet kepada Beritalima.com di Jakarta, Selasa (10/8) sore sebagai Komisaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sepertinya Indonesia tidak lagi memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) unggul dan punya intergritas. seolah negeri ini tidak ada lagi sumber daya manusia unggul yang lebih baik serta memiliki integritas.

 

“Apa pengangkatan itu karena memang Indonesia sudah krisis orang baik jujur dan tidak berintegritas, sehingga memaksakan orang-orang yang sudah cacat secara integritas, atau memang para pemimpin bangsa ini sudah gelap mata,” tegas Slamet.

Pejabat publik, papar Slamet, seharusnya mempunyai track record yang baik, selain anti korupsi juga yang tidak kalah penting memiliki budaya dan integritas.

 

Aspek integritas dan figur yang baik, kata Slamet juga harusnya menjadi pertimbangan mendasar siapapun Pemerintah yang berkuasa dalam pemilihan pejabat publik dan tidak hanya aspek kompetensi sebagai syarat utama.

 

Dilansir dari situs tempo (4/8), SVP of Corporate Communication PT Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana mengatakan, pengangkatan tersebut sudah mengikuti ketentuan dan persyaratan “Pengangkatan ini sudah mengikuti ketentuan dan persyaratan yang ada,” kata dia.

 

Walau dikatakan pengangkatan tersebut sudah sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang ada, Slamet tetap memberikan kritik konstruktif bagi masa depan perkembangan anak perusahaan BUMN sehingga bisa menguntungkan untuk menambah devisa negara. “Belakangan ini hampir semua BUMN yang dimiliki Indonesia merugi temasuk PT PLN (Persero) dan Maskapai Penerbangan kebanggaan anak bangsa, Garuda Indonesia,” demikian drh Slamet. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait