Smartose, Gagasan Smartwatch Mahasiswa Unair Pendeteksi Diabetes 3 In 1

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com|
Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) berkontribusi menciptakan alat pendeteksi diabetes 3 in 1 berupa glukosa darah, HbA1C, dan keton melalui smartwatch bernama Smartose. Mereka adalah salah satu kelompok yang mendapatkan pendanaan PKM-KC (Karsa Cipta) 2023.

Kelompok tersebut terdiri dari Anasah Zulfah sebagai ketua kelompok dan Anita Firmanti Kartika Anggari sebagai anggota kelompok. Keduanya berasal dari Prodi Keperawatan Fakultas Keperawatan (FKP) Unair.

Anggota kelompok lainnya meliputi Aisy Al Fawwaz (Teknik Biomedis FST Unair), Diaz Samsun Alif (Teknik Elektro FTMM Unair), dan Ach. Jazilul Qutbi (Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan FTMM Unair). Kelompok PKM-KC ini di bawah bimbingan Ferry Efendi SKep Ns MSc PhD.

Awal Mula Smartose

Tingginya kasus diabetes di Indonesia menjadi alasan mereka menciptakan alat pendeteksi diabetes ini. Mereka melihat bahwa Indonesia menempati peringkat ke-5 dengan kasus diabetes tertinggi di dunia dengan jumlah penderita mencapai 19,5 juta orang berdasarkan International Diabetes Federation (IDF) pada 2021.

“Oleh karena itu, kami berusaha berpikir dan berinovasi tentang upaya pencegahan dan pengendalian penyakit diabetes di Indonesia,” ucap Nasah sebagai ketua kelompok.

Menurutnya, pemantauan kadar glukosa darah menjadi penting dalam pengontrolan diabetes. Namun, alat cek kadar tersebut masih menggunakan teknik yang dapat merusak kulit sehingga dapat menyebabkan luka dan rasa tidak nyaman.

“Yaitu dengan menyuntikkan jarum ke jari tangan untuk mengambil darah yang akan digunakan sebagai sampel untuk mendeteksi kadar glukosa darah,” lanjutnya.

Gagasan Smartose

Untuk itu, mereka merancang Smartose, suatu alat cek glukosa darah berbasis smartwatch 3 in 1 yang dilengkapi ECG dan elektrokimia. Alat tersebut dapat mendeteksi tiga parameter sekaligus, yaitu glukosa darah, HbA1C, dan keton.

“Glukosa darah dan HBA1C akan dideteksi menggunakan sensor ECG/PPG. Sedangkan keton akan dideteksi menggunakan sensor elektrokimia dengan parameter gas nafas,” ujar Nasah.

Smartose bertujuan dalam menjadi alat pengecek diabetes yang tidak merusak kulit, akurat, dan dapat mencegah komplikasi. Nasah mengatakan bahwa Smartose bermanfaat untuk membantu penderita diabetes dalam memonitor kadar glukosa darah, HbA1C, dan keton dengan mudah, akurat, serta efisien.

Pembeda Smartose dengan ide sebelumnya terletak pada teknik pengecekan diabetes. Hingga saat ini, masih banyak alat cek glukosa darah yang menggunakan teknik yang merusak kulit melalui jarum. Kelompok ini ingin menciptakan alat yang lebih ramah melalui smartwatch.

“Sebenarnya juga sudah banyak beredar smartwatch yang bisa mendeteksi glukosa darah aja, tanpa HbA1C dan keton. Jadi itu (penambahan cek HbA1C dan keton dalam Smartose, Red.) yang membedakan alat kita dengan yang lain yang sudah beredar,” lengkapnya.

Harapan

Kelompok Smartose berharap gagasannya dapat mereka wujudkan dalam mengatasi diabetes di Indonesia. Kalaupun gagasan tersebut telah terwujudkan, mereka berharap ada orang lain yang lebih profesional dalam melanjutkan pengembangan Smartose.

“Jadi ya semoga kita bisa berhasil buat alat ini dengan baik. Semoga tim Smartose ini bisa ke PIMNAS,” tutupnya. (Yul)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait