SMK, Harapan Masa Depan

  • Whatsapp
Wagub Jatim Drs Saifullah Yusuf Hadiri sekaligus membuka Pengukuhan dan Rapat Kerja MKKS SMK Swasta Prov Jatim Tahun 2016 di Hotel Wonderland Batu Malang

Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus berupaya memperbanyak jumlah sekolah menengah kejuruan (SMK), dengan tujuan mempersiapkan anak-anak didik yang mempunyai keterampilan sesuai dengan minatnya. Skenario perbandingan yang dibuat antara sekolah umum (SMU)  dan SMK adalah 70 persen: 30 persen.

“SMK menjadi harapan masa depan,” ungkap Wakil Gubernur Jawa Timur  Drs. H. Saifullah Yusuf saat membuka Rapat Kerja Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Swasta se Jatim, di Hotel Wonderland Batu, Jumat (12/8).

Untuk mencetak anak-anak didik terampil yang berkualitas, menurut Wagub yang biasa disapa Gus Ipul tersebut diperlukan tiga persyaratan. Pertama, memperkuat kualitas  guru karena mempunyai peran penting  terhadap pembentukan kualitas anak didik, perannya mencapai 50 persen. “Oleh karena itu dalam rancangan anggaran belanja (RAB) untuk peningkatan kualitas guru, seperti menyekolahkan guru di  Strata S2 harus ada,” paparnya.

Kedua, pembelajaran inovatif dan kreatif. Tantangan seorang pendidik saat ini adalah adanya kemajuan teknologi yang begitu pesat yang sangat berpengaruh terhadap gaya hidup. Pengajaran digital sudah harus diajarkan. Kurikulum juga harus mengantisipasi bagaimana cara menggunakan teknologi canggih.

Ketiga, adalah sarana dan prasarana. Agar luaran anak didik berkualitas tentunya harus didukung dengan sarana dan prasarana yang memadahi sesuai dengan kebutuhan pendidikan dewasa ini. Seperti perpustakaan, laboratorium termasuk laboratorium bahasa, dan juga toilet yang bersih dengan air lancar. “Kita harus mengubah mind set bahwa toilet bersih akan menggambarkan segala sudut sekolah juga bersih,” paparnya.

Tantanggannya, menurut Gus Ipul adalah saat ini kita harus mengarahkan anak didik untuk memilih meneruskan ke sekolah umum atau sekolah kejuruan. Dicontohkan, di Negara Jerman seorang anak didik sejak duduk di SMP (Sekolah Menengah Pertama) sudah harus diketahui ingin menjadi apa sesuai dengan minatnya. Dan mereka dilatih dan diajarkan untuk berani bertanya, karena dengan bertanya mereka berarti memahami permasalahan.

Gus Ipul pada kesempatan itu menyadari bahwa ada perbedaan antara SMK Negeri dan Swata. SMK Negeri semuanya telah disiapkan oleh negara, baik itu tenaga pendidik, dana operasional maupun sarana dan prasarana. Tetapi untuk yang swasta yang berusaha sendiri. “Oleh karena itu seorang kepala sekolah harus mampu menjalin jaringan (net working) agar SMK yang dipimpinnya mampu berdiri dengan luaran anak didik yang berkualitas,” harapnya.

Selain itu, juga mengapresiasi dengan dikukuhkannya pengurus MKKS SMK Swasta se Jatim untuk periode 2016 – 2016 dengan harapan dapat dijadikan sebagai wadah atau ajang untuk saling berbagi, saling bekerjasama untuk mengembangkan SMK Swasta dengan luaran anak didik yang berkualitas.

Wakil Walikota Batu Punjul Santoso pada kesempatan itu mengapresiasi dan memberikan motivasi atas terbentuknya Pengurus MKKS SMK Swasta Provinsi Jatim periode 2016 – 2019, karena dapat dijadikan sebagai wadah untuk saling berbagi pengalaman, bekerjasama untuk mengembangkan SMK Swasta yang ada di Jawa Timur.

“SMK saat ini bersaing dengan sekolah umum. Ke depan, SMK mempunyai peluang sangat besar untuk mengisi dunia kerja,” ujarnya.  (**).

 

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *