BANYUWANGI, beritalima.com -Soal dugaan pungutan biaya masuk SMAN 1 Glenmore, Banyuwangi, Jawa Timur, bagi siswa diluar Zona sekolah nampaknya terus bergulir.
Kejadian yang mengarah ke pelanggaran tersebut sontak menjadi perhatian warga dan beberapa kalangan. Termasuk, dunia pendidikan dan beberapa aktivis yang berada di Bumi Blambangan.
Zian Afifah Siyani, Ketua Komite SMAN 1 Glenmore, Banyuwangi mengaku tidak aktiv di Komite. Bahkan Ketua Komite yang juga mantan Kepala Desa (Kades) Tegalharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi tersebut meminta agar wartawan langsung konfirmasi dengan P Yudi Humas Komite SMAN 1 Glenmore.
“Silahkan langsung konfirmasi kepada P Yudi, Humas Komite, karena saya sudah tidak aktiv lagi di komite,”katanya kepada wartawan.
Selain itu mantan Kades yang akrab disapa Afifah ini juga meminta awak media langsung konfirmasi kepada paniti Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sekolah yang berjuluk SMANSAMORE.
“Jenengan langsung bisa konfirmasi kepada Pak Bambang, panitia PPDB SMANSAMORE,”Pungkasnya
Diberitakan sebelumnya, Bambang, salah satu bagian kesiswaan SMANSAMORE, enggan berkomentar. Pertanyaan wartawan melalui sambungan whatsapnya hanya dibaca namun tidak ia balas. Mirisnya lagi nomer wartawan yang berusaha konfirmasi soal biaya masuk sekolah langsung diblokir.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Yudianto, Humas Komite SMAN 1 Glenmore, padahal keduanya adalah panitia PPDB Tahun 2022 sekolah favorit di Kecamatan Glenmore tersebut. Kepada awak media Yudianto, menyarankan agar konfirmasi kepada Kepala Sekolah (Kasek).
“Terkait PPDB silahkan konfirmasi ke Pak Kepala Sekolah,” katanya.
Dengan kejadian ini sebagian masyarakat berharap agar dinas dan Aparat Penegak Hukum (APH) segera turun kelapangan guna menyelidiki kasus tersebut. Tujuanya adalah agar nama dunia pendidikan di Bumi Blambangan tidak tercoreng.
Namun sayang soal dugaan biaya sekolah tersebut, awak media belum bisa mengkonfirmasi Kepala Sekolah. (bi)