JAKARTA, Beritalima.com– Media Sosial di tanah air marak menyuarakan kekhawatiran masyarakat atas keamanan vaksin Anti Corona yang bakal diuji klinis di Indonesia awal bulan depan.
Menanggapi rencana Indonesia mendatangkan vaksin anti-Corona itu, anggota Komisi VII DPR RI, Dr H Mulyanto meminta Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berhati-hati melakukan berbagai tahapan uji klinis ini. Pemerintah juga harus dapat meyakinkan masyarakat bahwa uji klinis vaksin ini aman.
“Pemerintah harus mengawasi dengan serius uji klinis vaksin Covid-19 yang dikembangkan perusahaan Sinovac Biotech asal China, yang bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bio Farma. Pemerintah harus ‘memploti’ betul proses uji klinis vaksin ini,” tegas Mulyanto kepada Beritalima.com, Jumat (24/7) malam.
Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dpr ri bidang Industri dan Pembangunan itu menganggap, wajar jika masyarakat khawatir atas keamanan vaksin Covid-19 ini. Sebab, masyarakat di negara tempat vaksin ini diproduksi saja mendapat penolakan.
Kekhawatiran tersebut, kata wakil rakyat dari Dapil III Provinsi Banten ini, bisa jadi muncul karena Pemerintah kurang memberikan informasi yang tepat seputar vaksin yang akan diproduksi massal itu. Pada saat yang sama beredar berita kurang baik mengenai vaksin ‘made in China’ itu di media. Tidak heran jika kemudian masyarakat khawatir bahkan takut untuk terlibat dalam proses uji klinis tersebut.
“Meski sangat membutuhkan vaksin Corona tersebut, tetap saja kita perlu menerapkan azas kehati-hatian. Tetap harus proporsional, profesional dan rasional-obyektif,” ujar mantan Sekretaris Kementerian Riset dan Teknologi periode pertama Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut.
Ditambahkan Mulyanto, Pemerintah wajib mengawasi secara ketat proses uji klinis ini secara objektif. Pemerintah juga harus menjamin uji klinis ini dilaksanakan ahli yang berkompeten dan memiliki reputasi baik, berjalan secara transparans, akuntabel sesuai dengan kaidah scientific dan efektif.
“Jangan ada tipu-tipu ilmiah. Jangan sampai karena tekanan bisnis, obyektifitas riset dimanipulasi. Jangan pula sampai relawan yang menjadi obyek uji klinis ini sekedar menjadi ‘kelinci percobaan’ bisnis vaksin yang tidak jelas perlindungannya,” kata Mulyanto.
Mulyanto juga minta Pemerintah lebih serius mendorong produksi vaksin Merah Putih yang tengah dikembangkan konsorsium LBM Eijkman dengan lembaga litbang nasional lainnya. Tujuannya agar Indonesia tidak tergantung pada vaksin impor dan menjadi pasar bisnis vaksin. (akhir)