Soal WNI Diculik, Farhan Minta TNI Siagakan Pasukan Unuk Serang Abu Sayyaf

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Anggota Komisi I DPR RI yang membidangi pertahanan dan luar negeri dari Fraksi Partai Nasional Demokrat, Muhammad Farhan meminta Panglima TNI menyiagakan pasukan untuk menyerang lokasi-lokasi kelompok Abu Sayyaf di Philipina Selatan.

Permintaan itu disampaikan M Farhan menyusul tidak adanya kejelasan soal nasib tiga WNI yang diculik kelompok Abu Sayyaf sejak September 2019 lalu.

“Saya kecewa, karena hingga kini Pemerintah Malaysia dan Philipina terkesan lamban dalam menangani kasus ini,” kata Farhan kepada awak media di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (2/12).

Seperti diberitakan, tiga WNI dari Baubau dan Wakatobi (Sulawesi Tenggara) yang berprofesi sebagai nelayan disandera kelompok Abu Sayyaf sejak September lalu. Mereka adalah Maharudin Lunani (48), Muhammad Farhan (27) dan Samiun Maneu (27). Ketiga nelayan itu diculik dari kapal saat melaut di perairan Tambisan, Lahad Datu, Sabah, Malaysia.

Menurut wakil rakyat dari Dapil I Provinsi Jawa Barat itu, sejak kasus ini terjadi hingga sekarang, tidak ada kemajuan signifikan dalam proses pembebasannya. Bahkan tidak ada kabar kondisi terakhir mereka dari pihak-pihak yang berwenang, khususnya pemerintah Malaysia dan Philipina.

Farhan menyebut Malaysia dan Philipina, dua negara yang paling bertanggung jawab dalam kasus penculikan dan penyanderaan tiga WNI.

“Malaysia bertanggung jawab karena insiden terjadi di perairan negeri jiran itu dan tauke-nya asal Malaysia. Sedangkan Philipina harus bergerak cepat karena kelompok penculik berafiliasi dengan Abu Sayyaf di negara kepulauan itu,” terang pria kelahiran Bogor, 25 Pebruari 1970 tersebut.

Kurangnya keseriusan dua negara itu dalam upaya pembebasan sandera membuat Farhan mengusulkan agar TNI disiagakan di wilayah persembunyian kelompok Abu Sayyaf karena diakui, memang aksi militer tidak bisa secara serta merta dan sepihak dilakukan TNI karena hal ini menyangkut batas teritori dan kedaulatan negara lain.

Namun, kesiapan pasukan TNI menjadi faktor penting sebagai bukti keseriusan pemerintah Indonesia dan tekanan kepada Malaysia, juga khususnya Filipina agar mereka serius dalam menangani kasus ini.

Karenanya, lanjut Farhan, perlu ada kerja sama militer antar negara. Namun, jika memang militer Filipina tidak sanggup, biarkan TNI yang menyelesaikan kasus penculikan ini dengan caranya sendiri, tegasnya.

Agar insiden tidak terus berulang, Farhan menyarankan kerja sama keamanan lebih serius di antara negara anggota ASEAN, khususnya untuk wilayah perairan yang rawan dari tindak kejahatan.

Hal ini penting untuk pertahanan sehingga tercipta kawasan regional yang aman dan stabil.

“Patroli militer bersama, rutin dan intensif di perairan Indonesia, Malaysia Filipina harus semakin ditingkatkan. Kedaulatan dan stabilitas keamanan kawasan harus tercipta,” demikian Muhammad Farhan. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *