TORAJA UTARA,beritalima.com – Trayek Rantepao – Makale, melakukan aksi mogok beroperasi dan menurunkan sejumlah penumpang dilakukan oleh sejumlah angkot Rantepao- Makale. Aksi protes ini dilakukan terhadap sejumlah mobil pribadi yang diduga melakukan pengambilan penumpang secara liar, tidak sesuai aturan yang ada.
Aksi yang dilakukan sopir angkutan kota ini terkait adanya mobil pribadi yang mengambil penumpang sementara sopir angkot resmi menilai telah merugikan pihak mereka. Dan mereka menilai lagi operasi tersebut tidak resmi kerena tidak memiliki izin trayek dan surat-surat resmi lainnya.
Aksi puluhan sopir angkutan trayek rantepao – makale, ini terjadi dibeberapa titik seperti di pertigaan Alang – Alang dan didepan kantor KPUD Toraja Utara. Para sopir juga mengeluhkan tidak adanya tindakan dari pihak terkait seperti pihak Kepolisian dan Dinas PerhubunganToraja Utara dan Tana Toraja, untuk menertibkan mobil liar yang beroperasi tersebut.
“Angkutan liar yang memakai plat gantung itu biasa beroperasi secara transparan pagi, siang, dan sore, sehingga kami merasa dirugikan. seharusnya kan mereka harus mengurus izin trayek dan surat-surat resmi lainnya, bukan dengan cara yang liar beli mobil, buat plat palsu dan dipake ma’lurang.” ungkap Kaliabo, Senin (25/9/).
Diketahui banyaknya mobil angkutan liar yang beroperasi tersebut membuat para sopir angkutan yang resmi merasa dirugikan, padahal tidak sedikit dari mereka yang berprofesi sebagai sopir angkutan yang masih menggunakan mobil kredit untuk mencari nafkah bagi keluarga mereka.
” Kalau seperti ini kami merasa dirugikan pak, omset kami menurun dengan adanya operasi mobil liar ini. Sedangkan tidak sedikit dari kami yang masih kredit mobil pak.” tambahnya.
Aksi yang berlangsung kurang lebih 2 jam ini berlangsung di dua titik dikabupateb toraja utara, dipertigaan alang-alang dan depan kantor kpud toraja utara, sehingga mengakibatkan sejumlah penumpang yang menuju Rantepao maupun sebaliknya diturunkan oleh para sopir yang melakukan aksi mogok.
Mereka berharap kepada pemerintah dannpihak terkait baik dari kepolisian dan dinas perhubungan yang ada di toraja untuk bertindak. Bahkan para sopir mengancam jika aksi mereka tida digubris, aksi akan terus berlanjut dengan menurunkan massa yang lebih banyak lagi.
“pemerintah harus segera bisa bertindak tegas. Sedangkan kami rutin membayar pajak kepada pemerintah.” tegasnya. (gede siwa).