Oleh : Dr. Moh. Mukhrojin, M. Si
Penyuluh Agama Islam Kota Surabaya
Kenyataannya, memang di dunia ini nyaris tidak ada sesuatu yang “original”. Termasuk dalam menangani wabah.
Pada zaman Khalifah Umar bin Khatab empat belas abad silam pernah juga ada wabah Thaun namanya, yang melanda wilayah Amwas, konon wabah ini dahsyat sekali penyebaranya jika ada orang tertular penyakit ini maka sudah dipastikan hidupnya tak lama lagi.
Diperkirakan wabah ini merenggut sedikitnya 30 ribu nyawa, dintara korbanya sahabat terbaik dimasanya yaitu Ubaidah Al Jarrah dan Muadz bin Jabal.
Khalifah Umar bin Khatab memanggil sahabat Amru bin Ash yang terkenal cerdas dan lihai dalam memecahkan permasalahan rumit untuk membantu mengatasi wabah yang sudah merajalela.
Amru bin Ash yang bukan seorang dokter membuat penelitian dan pengamatan permasalahan. Ia menyimpulkan, penularan bisa terjadi saat orang orang berkumpul di suatu tempat.
Rekomendasinya agar wabah tidak merajalela dan segera mereda yaitu masyarakat supaya hidup berpisah pisah tidak berkumpul bersama disuatu tempat.
Akhirnya penduduk Amwas hidup berpisah pisah, ada yang sementara tinggal di gunung, digua, di perkebunan, dan tempat lainya. Yang penting tidak pada satu tempat.
Hasilnya sungguh efektif, hanya dalam hitungan hari, wabah thaun bisa sirna dan tidak ada lagi penularan pada orang yang sehat.
Sejarah sering terulang, tahun 1918 pada Wabah influenza di spanyol juga melakukan resep Sosial Distancing sebagai upaya menekan banyaknya korban, dan itu semua dinilai berhasil.
Dan sekarang Wabah corona yang sudah melanda 176 Negara di seluruh dunia , mereka yang berhasil menekan korban dengan cara melakukan disiplin sosial distancing, oleh karena itu dengan kerendahan hati marilah belajar dari mereka, walaupun ada harga yang harus dibayar.