SURABAYA, beritalima.com | Menjelang diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kembali melakukan sosialisasi ke pasar-pasar. Setelah kemarin berlangsung di Pasar Genteng Kecematan Genteng, hari ini Wali Kota Risma melanjutkan sosialisasi di Pasar Pucang Anom, Jalan Pucang Anom Kecamatan Gubeng Surabaya, Minggu (26/4/2020).
Sekitar pukul 12.00 wib, Wali Kota Risma tiba di pasar. Di lorong bagian buah ia meneliti satu per satu stand beserta jarak pedagang satu dengan yang lain. Sekitar 15 menit berada di area buah tersebut, ia pun langsung bergeser menuju lorong bagian pakaian. Di sana wali kota perempuan pertama di Surabaya itu memberikan beberapa arahan. Salah satunya adalah menggeser pedagang pakaian yang ada di pinggir lorong menjadi ditengah.
“Jadi begini yang tengah diisi penjual. Biar tidak gerombol dengan pedagang toko. Jadi pembeli-pembelinya bisa dipinggir-pinggir jalannya,” kata Wali Kota Risma kepada jajarannya.
Senada dengan itu, Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro menambahkan fungsi memindahkan pedagang sedikit maju ke tengah agar pedagang tidak berhadap-hadapan satu dengan pedagang lainnya atau menerapkan phsycal distancing.
“Tapi saling membelakangi. Itu arahan Bu Wali untuk Pasar Pucang ini. Untuk penataan buahnya sudah bagus. Mereka sudah berselang-seling dan tidak berhadapan,” kata Hebi seusai sosialisasi.
Hebi menjelaskan sesuai dengan protokol Covid-19, ia pun tetap memastikan agar para pedagang dan pengunjung pasar tetap menggunakan masker. Menurut dia, jika ada warga yang tidak menggunakan masker baik pedagang atau pun pembeli mereka dilarang masuk pasar. Selain itu nantinya, pasar-pasar tersebut akan dilakukan pemantauan setiap hari.
“Kita sudah koordinasi dengan pak dirut pasar dan camat untuk memantau sesuai dengan protokol. Kita antisipasi untuk PSBB yang akan dimulai Selasa,” tegas dia.
Terakhir, tidak lupa setiap pasar juga disiapkan alat pengukur suhu tubuh oleh petugas yang berada di pasar tersebut. “Semua yang masuk pasar dicek suhu tubuhnya. Lebih dari 38 derajat dilarang masuk,” pungkas dia (*)