ACEH BARAT DAYA Beritalima.com – Tidak beroperasinya Stadiun Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) di Komplek Pelabuhan Pendaratan Ikan Ujong Serangga, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) sejak sebulan teakhir ini mengakibatkan para nelayan kesulitan memperoleh Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah itu.
“Sejak bulan Ramdhan lalu Koperasi SPDN memang tidak beroperasi hingga kini,” kata Wandi salah seorang nelayan kepada Wartawan Minggu (16/7) di Blangpidie.
Sehingga tambahnya, para nelayan terpaksa harus memperoleh BBM di Stadiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).”Selama ini BBM kita ambil di SPBU, meski harus memakan waktu untuk kita peroleh Minyak disana,” tutur Wandi.
Dia berharap agar pangkalan yang selama ini bisa membatu para nelayan untuk memperoleh minyak agar cepat teratasi.”Harapan kita, agar Dinas terkait bisa membantu kami nelayan dengan cara mempetbaiki SPDN,” pintanya yang ikut dibenarkan oleh nelaya lainnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Abdya, Muklis membenarkan SPDN koperasi itu rusak, nelayan di daerah ini kesulitan memperoleh BBM untuk kebutuhan melaut. “Benar dan selama ini kita tekah memberikan rekomendasi kepada nelayan agar bisa memperoleh minyak di SPBU,” terangnya.
Selama ini katanya, SPDN satu satunya di Abdya milik koperasi perikanan tersebut, melayani pengisian bahan bakar minyak jenis solar untuk 175 kapal tangkap skala 30 GT ke bawah.
“Beberapa bulan terakhir, SPDN yang bernama Refca itu tidak lagi beroperasi karena mengalami kerusakan pada pompa mesin, sehingga berdampak pada nelayan dalam memperoleh BBM yang layak,” imbuh Mukhlis.
Menurutnya, kerusakan pompa mesin pada SPDN, sepertinya tidak bisa lagi diperbaiki karena alat yang rusak tidak dijual di pasaran.”Meskipun sudah didatangkan teknisi dari Medan, Sumatera Utara untuk memperbaiki yang rusak tetap tidak bisa karena suku cadang mesin tersebut tidak dijual dipasaran karena produk lama,” tutur Mukhlis.
Dikatakan Mukhlis, Meskipun tidak rusak, ketersediaan Bahan bakar jenis solar yang tersedia pada SPBN juga tidak mampu memenuhi kebutuhan armada tangkap milik nelayan Abdya.”Standar minimal kebutuhan bahan bakar nelayan di Abdya ini rata-rata 12 ton/ bulan. Jadi, selama ini tiap bulan nelayan mengalami kekurangan BBM mencapai 4 ton/bulan,” ujarnya.
Padahal sebutnya, pihak pengelola sudah pernah mengajukan permohonan tambahan kuota BBM, namun sampai sekarang PT Pertaminan belum mengabulkan tambahan tersebut. “Kita berharap para pengusaha lokal ataupun investor luar mau membuka stadiun SPDN di daerah ini untuk memudahkan para nelayan dalam memperoleh bahan bakar minyak untuk kebutuhan melaut,” demikian tutup Muklis. (Jul)