Special Natal: Wow! Seperti Ini Aktifitas Ibu-Ibu Di Pegunungan

  • Whatsapp

Malang. Daerah pegunungan diantara Gunung Kelud dan Kawi, nampak Ibu-ibu yang sudah berusia diatas 50 tahun berjalan kaki melewati jalanan yang naik turun.

Sri Umi dan Sulistianingsih (rabu,27/11/2019), keduanya berjalan menghampiri rumah yang terletak berdampingan dengan lahan pertanian, dan dilokasi tersebut, pemandangan bukit-bukit yang hijau terlihat jelas.

Tiba dirumah yang dituju, kedua ibu-ibu itu duduk berdekatan dengan sosok wanita lanjut usia yang sudah dikenalnya, bernama Sukarmini. Wanita tersebut duduk diatas tempat tidur dalam kondisi kurang sehat, karena sakit yang dideritanya.

Kedatangan Sri Umi dan Sulistianingsih tidak lain untuk menghibur, sekaligus mendoakan, agar sakit yang diderita Sukarmini segera sembuh. Selain itu, perbincangan seputar kondisi fisik dari Sukarmini, juga ditanyakan keduanya.

Sri Umi mengaku, apa yang dilakukan bukan berdasarkan atas perintah siapapun, tetapi respon sosial. Respon itu sendiri tidak lepas dari kesadaran untuk berbagi spirit sosial kepada sesama.

Senada dengan Sri Utami, Sulistianingsih mengungkapkan, dirinya tergerak untuk melakukan kunjungan ke orang-orang yang sakit, atas keinginannya sendiri, bukan oleh perintah dari siapapun.

Dari penelusuran, ternyata aktifitas ibu-ibu tersebut tidak hanya sekali saja dilakukan, tetapi secara rutin kepada orang-orang yang sakit. Tidak hanya Sri Umi dan Sulistianingsih, aktifitas tersebut juga dilakukan oleh ibu-ibu lainnya.

Hal tersebut dibenarkan Pdt. Rendra Krisna dari GKJW Pasamuwan Ngantang. Ia menjelaskan, segala aktifitas yang dilakukan jemaatnya, tidak hanya melulu kerohanian saja, tetapi aktifitas bergenre sosial biasa dilakukan jemaat Gereja tersebut.

Aktifitas sosial ini tidak hanya dilakukan oleh ibu-ibu saja, tetapi bapak-bapak juga melakukannya. Sedangkan aktifitas itu sendiri, tidak lepas dari tradisi turun temurun, sekaligus melaksanakan ajaran-ajaran yang termuat didalam kitab suci.

Dalam pelaksanaannya, mereka berpijak dari kesadaran masing-masing pribadi, sehingga dalam prakteknya, tidak ada perintah oleh siapapun, tetapi atas dasar inisiatif masing-masing pribadi.

Menurut Pdt.Rendra, ada dua dampak positif dari kedatangan ibu-ibu atau bapak-bapak ke rumah-rumah orang yang sakit. Yang pertama, memotivasi agar kuat secara batin menghadapi penyakit yang dideritanya, dan yang kedua mensupport keluarga disekitarnya untuk optimis bisa keluar dari permasalahan yang dihadapi.

Terkait jemaat yang mengalami sakit, ia juga melakukan kunjungan kerumah-rumah, yang notabene berstatus pegunungan. Jalanan yang cukup ekstrim disebabkan faktor alam, mau tidak mau haris dihadapi, terlebih lagi ketika musim hujan tiba.

Jemaat dari GKJW Pasamuwan Ngantang, tersebar diberbagai desa se-Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Mayoritas, jemaatnya berprofesi petani, sesuai kondisi geografis daerah tersebut.

Sementara itu dari kacamata medis, dikatakan dr.Sugiatmoko, obat-obatan yang sesuai dengan standard kesehatan tetap diperlukan, selain doa permohonan kesembuhan kepada Tuhan. Pengobatan medis melalui berbagai jenis obat adalah upaya orang yang sakit untuk mencapai kesembuhan.

Kedua hal tersebut, medis dan non medis, berjalan berdampingan. Medis tidak bisa berjalan sendirian tanpa non medis, demikian juga sebaliknya, non medis tidak bisa berjalan sendirian tanpa medis. (dodik)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *