BONDOWOSO, beritalima.com – Keberadaan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Pakem di bawah naungan Yayasan Baitul Hikmah Al-Imraniyah tidak hanya berperan dalam meningkatkan kualitas gizi anak sekolah, tetapi juga memberikan dampak nyata terhadap perekonomian warga sekitar.
Melalui program makan bergizi gratis yang menyalurkan makanan kepada 3.567 siswa dari jenjang PAUD, TK, hingga SMA di tiga kecamatan, Pakem, Wringin, dan Binakal. SPPG kini menjadi motor penggerak baru bagi pemberdayaan ekonomi lokal. Distribusi makanan bahkan menjangkau wilayah terpencil, seperti SDN Bendelen di Kecamatan Binakal.
Kepala Dapur SPPG, Zhahwanda Anasty Prassadewi, mengungkapkan bahwa dapur gizi tersebut telah menyerap 50 tenaga kerja, di mana 47 di antaranya merupakan warga lokal.
“Kami ingin agar SPPG bukan hanya sekadar dapur penyedia makanan bergizi, tetapi juga menjadi wadah pemberdayaan ekonomi masyarakat,” jelas Wanda Selasa (21/10/25 saat ditemui di ruang kerjanya.
Menurutnya, keberadaan SPPG memberikan dampak ekonomi luas, termasuk bagi para pedagang sayur, buah, telur, dan daging yang menjadi pemasok bahan baku harian.
“Banyak ibu rumah tangga dan pemuda yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan, kini bisa memperoleh penghasilan tetap. Ini berdampak langsung pada ekonomi keluarga dan menggerakkan roda ekonomi desa,” tambahnya.
Salah satu pekerja, Saiful, yang bertugas sebagai sopir pengantar makanan ke sekolah-sekolah, turut merasakan perubahan besar dalam hidupnya.
“Alhamdulillah, dulu saya hanya kerja serabutan tanpa penghasilan pasti. Sekarang saya punya pekerjaan tetap dengan gaji di atas UMK Bondowoso. Hidup keluarga saya jauh lebih baik,” ujarnya.
Saiful juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto atas kebijakan makan bergizi gratis yang menjadi dasar berdirinya SPPG.
“Terima kasih kepada Presiden Prabowo. Dengan adanya program ini, ekonomi masyarakat seperti kami ikut terangkat. Harapan kami, program makan bergizi gratis ini jangan berhenti di lima tahun saja, tapi bisa terus berlanjut demi anak-anak Indonesia, terutama di desa-desa yang jauh dari kota,” ungkapnya penuh harap.
Dengan jam kerja delapan jam per hari, para pekerja SPPG kini memiliki penghasilan tetap sekaligus rasa bangga karena dapat berkontribusi pada peningkatan gizi generasi muda.
Program ini menjadi bukti nyata bahwa kebijakan sosial pemerintah dapat menciptakan dampak ekonomi berkelanjutan, terutama bagi masyarakat di pedesaan. (*/Rois)

