Bali, beritalima.com| – Empat Srikandi Indonesia tampil cemerlang berbagai pengetahuan kemaritiman di forum internasional, saat acara Co-operative Forum (CF) ke-15 yang diselenggarakan di Hotel Merusaka Nusa Dua, Bali pada 21-22 Oktober kemarin.
Srikandi Indonesia tersebut tergabung dalam Women in Maritime Indonesia (WIMA INA), organisasi yang mewadahi Perempuan-perempuan yang berkiprah di sektor maritim. Sedangkan CF adalah pertemuan tahunan di bawah kerangka Cooperative Mechanism yang dilakukan secara bergiliran oleh tiga negara pantai (Indonesia, Malaysia, Singapura) secara urutan alfabetikal.
Tujuan pertemuan ini adalah meningkatkan dialog dan diskusi mengenai isu-isu yang berkembang di bidang keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di Selat Malaka dan Singapura. CF berperan penting karena merupakan forum pertemuan pejabat setingkat eselon I/ high level (administrasi maritim) dari tiga negara pantai dan negara pengguna selat, asosiasi serta organisasi internasional.
Ketua Umum WIMA INA, Nirmala Chandra Motik, memperkenalkan organisasi dan anggotanya ke seluruh delegasi. “Ibu Chandra Motik memperkenalkan WIMA INA dan kegiatan-kegiatan di bidang maritim yang telah kami lakukan di depan para delegasi,” ujar Kepala Bagian Organisasi dan Humas Ditjen Perhubungan Laut, Ayu Kharizsa, yang juga salah satu dari Srikandi WIMA INA.
Ayu memaparkan soal Decarbonization dan Digitalization. Lalu, Murni Herawati Sitinjak dari Bagian Hukum dan KSLN Ditjen Perhubungan Laut membawakan materi tentang Update Penetapan PSSA Selat Lombok.
“Selain itu, ada juga Ibu Ririn Irianti dari Direktorat Kenavigasian yang menyampaikan update dari Pemerintah Indonesia terkait proyek penggantian dan pemeliharaan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran di Selat Malaka dan Selat Singapura,” tambah Ayu.
Salah satu Delegasi dari Malaysia memuji Srikandi Indonesia dengan presentasi bersifat sangat teknis dan menandakan peran Perempuan sudah cukup mendalam dan signifikan di sektor maritim.
Jurnalis: Abri/Rendy
