Jakarta, beritalima.com |
Staf Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Theofransus Litaay mengungkapkan Indikator Demokrasi Indonesia terus meningkat. Salah satunya ditandai dengan Indeks Demokrasi Indonesia yang saat ini berada di peringkat 54 dunia.
Staf Ahli Deputi V KSP ini, mengharapkan Jaringan Intelektual Peduli Indonesia (JIPI) menjadi penguat di Indonesia melalui narasi-narasi yang meningkatkan kehidupan demokrasi.
“JIPI harus menjadi penambah semangat kebangsaan dalam kehidupan berdemokrasi. Narasi-narasi demokrasi seharusnya menjadi salah satu prioritas JIPI ke depan. Ini penting bagi kita semua,” kata Theofransus dalam kegiatan Diskusi Publik yang diselenggarakan JIPI di Gedung Joang ’45, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (7/10/2022) sore.
Theofransus menjelaskan Indikator IDI saat ini naik 12 peringkat dibandingkan tahun 2019 dan 2020, di mana Indonesia stagnan berada di posisi 64 dunia.
Berdasarkan skor Economist Intelligence Unit (EIU), pada 2021 Indonesia juga kata Theofransus berada di posisi 9 Asia ditambah data IDI dari Badan Pusat Statistik (BPS) juga menunjukkan tren peningkatan secara konsisten sejak tahun 2010.
“Angka IDI yang sebelumnya berada di 63,17 pada 2010 menjadi 78,12 di tahun 2021. Angka ini semakin mendekati target IDI di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di mana mencapai (78,37) di tahun 2024.” paparnya.
Demikian halnya dengan Indeks kemerdekaan pers nasional (Dewan Pers) naik dari 75,27 menjadi 76,02, “Serta penurunan angka kejahatan nasional secara konsisten sejak 2014,” pungkasnya.
Kesamaan Empati
Sebelumnya dalam kegiatan yang sama, Ketua Umum JIPI, Tio Sianipar mengungkapkan kehadiran organisasinya dipastikan berjalan untuk menegakkan prinsip-prinsip keadilan bagi masyarakat tanpa memandang Suku, Ras, dan Agama.
“Jaringan Intelektual Peduli Indonesia yang dideklarasi hari ini adalah bentuk prakarsa saya dan rekan-rekan dari aktivis maupun akademisi. Kita semua merasa terpanggil karena ada kesamaan empati dan kepedulian terhadap bangsa ini,” ucapnya saat memberikan sambutan
Menurutnya, JIPI adalah solusi atas berbagai problem kebangsaan. JIPI ini dibentuk tidak lain adalah jawaban atas sekian banyak pertanyaan dan keresahan yang bergejolak dalam masyarakat Indonesia. Sebab itu, Jipi mempunyai Jargon “Serasi, Mandiri dan Mengabdi untuk NKRI”.
“Serasi artinya kesatuan dalam berpikir dan bertindak. Ada sinergitas antara ide dan aksi. Ada keselarasan dalam membangun jaringan keindonesiaan kita. Mandiri mengartikan sikap kedirian kita. Bahwa jaringan yang kita bangun haruslah berorientasi untuk menciptakan kemandirian dan kedaulatan,” paparnya
Ia mengutarakan kedua jargon itu bermuara pada bentuk pengabdian untuk NKRI. Bila sudah serasi dan mandiri, maka aksi nyata sebagai bentuk pengabdian dapat diwujudnyatakan. Inilah bentuk sumbangsih untuk NKRI.
Kandidat Doktor dari Universitas Indonesia mengibaratkan perlu belajar dari laba-laba yang mengiventasikan waktu dan tenaganya sedemikian rupa untuk membangun jaringnya. Secara perlahan, laba-laba mampu merangkai jejaring yang kuat dan lebar, sehingga ia dapat menangkap dan menyantap mangsanya.
Demikian juga dengan spirit pendirian JIPI, yang menegaskan bahwa kita bergerak dalam semangat berjejaring.
“Saya yakin, bahwa JIPI yang diisi oleh orang-orang dengan berbagai latar belakang profesi dapat membangun, memperkuat dan melebarkan jejaringnya di mana-mana, dan berkontribusi bagi bangsa ini,” tegasnya
Lebih lanjut, JIPI yang dideklarasi di Gedung Juang ’45 ini, kata Tio adalah tanda keseriusan Di Gedung bersejarah inilah dipanjatkan segala bentuk harapan, dan mengikat komitmen kebangsaan.
“Biarlah gedung ini menjadi saksi perjuangan kita untuk ke depannya. Dari tempat inilah, kita memulai sebagai titik keberangkatan kita, memperkuat jejaring dan mengonsolidasikan seluruh sumber daya dan kekuatan kita menuju pada titik tuju Indonesia Emas yang akan datang,” jelasnya
Keterangan Foto: Ketua Umum JIPI, Tio Sianipar (kiri) bersama Staf Ahli Utama Kantor Staf Presiden,Theofransus L.A Litaay didampingi Bendahara Umum JIPI, Jesen Gabriel (kanan) dalam Diskusi Publik yang diselenggarakan JIPI di Gedung Joang ’45, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (7/10/2022)