GRESIK,beritalima.com-Sekolah Tinggi Agama Islam Daruttaqwa (STAIDA), Gresik, Jawa Timur menggelar wisuda purna 2017. Dalam acara tersebut sebanyak 191 mahasiswa dikukuhkan menjadi sarjana oleh Rektor STAIDA A.Syifa’ul Qulub, S.Ag., M.Ei di GOR PT Petrokimia pada sabtu, (18/11/2017)
Pada prosesi wisuda tersebut, A.Syifa’ul Qulub, S.Ag., M.Ei berpesan kepada seluruh wisudawan, mencari ilmu merupakan keniscayaan orang hidup dan beragama, maka para wisudawan diharapakan untuk tidak cepat puas karena mereka akan menghadapi tantangan sesungguhnya pasca kelulusan.
Syifa’ul Qulub , juga mewanti-wanti, agar wisudawan mampu bersaing dengan jebolan perguruan tinggi yang lain baik dari Kampus Negeri maupun Swasta. Untuk itu, modal yang diperoleh dari perguruan tinggi harus ditingkatkan lagi hingga memperoleh keilmuan yang mumpuni sebagai bekal masa depan.
“Saya harapkan mahasiswa yang di wisuda ini mampu memahami keilmuan secara komprehensif (Kafa’ah), mereka juga harus mempunyai cita-cita yang luhur (Himmatul Amal), agar mereka mampu mengimbangi Iptek yang sangat membutuhkan nilai internalisasi keislaman diera global, Karena hidup diera sekarang ini persaingan begitu ketat. ” kata A.Syifa’ul Qulub, S.Ag., M.Ei
Selain itu, dia menambahkan, alumni STAIDA harus menerapakan nilai-nilai keislaman, salah satunya adalah nilai kejujuran. Dia Yakin lulusan STAIDA mampu mencetak lulusan yang berintegritas mengingat kampus ini merupakan di lingkungan Pondok Pesantren
“ Wisudawan harus amanah, karena ini menentukan kredibiltas STAIDA, sekali saudara tidak amanah konsekwensinya di tanggung oleh keturunan generasi selanjutnya. Tapi saya yakin lulusan STAIDA mampu mencetak lulusan yang amanah,” pungkasnya.
Sementara itu, Prof. Dr Muhammad Syukri Salleh Universiti Sains Malaysia yang diundang dalam prosesi wisuda mengungkapkan dalam orasi ilmiahnya yaitu Mahasiswa yang telah menjalankan wisuda diharapkan bisa memanfatkan pengetahuannya di masyarakat. Sebab, perkembangan teknologi informasi dan transportasi bisa menghilangkan pengetahuan yang diperoleh selama kuliah.
Prof. Syukri Salleh juga menyampaikan bahwa ada tujuh prinsip dalam mengamalkan pengetahuan, diantaranya kita harus tasawuf (mensucikan diri) dari pandangan alam.
Kedua yaitu mengetahui posisi manusia adalah hamba Allah.
Ketiga yaitu mengetahui bahwa manusia adalah khalifah (sebagai pemimpin) di alam.
Keempat, bahwa setiap manusia itu akan melalui 3 alam, yaitu alam ruh, alam dunia dan alam akhirat.
“Sekarang di dunia, ya menuju akhirat,” kata Prof. Syukri Salleh, Sabtu (18/11/2017).
Prof. Syukri Salleh juga mengatakan mahsiswa yang telah wisuda yang sudah ada ilmu, ada iman, takwa, dan aklak, ada amalan, tapi jika tidak diperjuangkan ilmu itu.
“Itu juga tidak cukup. Tapi mahasiwa yang sudah wisuda, ada ilmu, ada iman, takwa, ada aklak, ada amal dan ilmu itu harus diperjuangkan diamalkan ke masyarakat,” imbuhnya.
Prof. Syukri Salleh juga mengingatkan tantangan wisudawan kedepannya yaitu menghadapi perkembangan teknologi informasi dan teknologi transporasi.
“Tantangan kedepan dunia globalisasi, zaman industri, adanya internet, karena tenaga kerja lebih murah digunakan menggunakan teknologi. Alat-alat elektronik itu lebih murah tidak sebanding dengan upah manusia. Maka mahasiswa harus pulang ke daerah mereka sendiri untuk mengembangkan pengetahuannya,” katanya.
Begitu juga disampaikan Anggota Dewan Pimpinan Daerah (DPD) RI Ahmad Nawardi mengatakan bahwa tantangan wisudawan sekarang ini yaitu teknologi, ideologi garis keras dan pornografi serta pornoaksi.
“Tantangan sekarang itu mesin-mesin atau teknologi. Sebab mengurangi kinerja manusia, seperti mesin di mall, seperti mesin parkir, itu juga tantangan. Tantangan lainnya, banyak mahasiswa yang tidak mengetahui makna Pancasila. Tantangan lainnya yaitu, munculnya paham ideologi garis keras dan adanya pornografi serta pornografi yang marak di media sosial,” kata Nawardi kepada wisudawan . (Ron)